ISA AL-MASIH a.s. MENURUT AL-QUR'AN

II. RIWAYAT SITI MARYAM

Allah swt telah mengutus rasul-Nya Nabi Besar Muhammad saw. Oleh karenanya kalau kita cinta kepada Allah, ikutlah kemana saja kita dibimbing oleh rasul-Nya itu, niscaya cinta kita itu akan disambut-Nya dengan cinta pula. Tetapi jika kita berpaling dari tuntunan-Nya, maka Allah swt tidaklah mencintai orang yang menolak (kafir) terhadap perintah-Nya.

yang dipilih oleh Allah swt sejak Nabi Adam, Nabi Nuh dst, yang semua itu adalah utusan-utusan yang menghubungkan cinta kasih Allah dengan cinta makhluk-Nya.

Siti Maryam adalah ibunda Isa Almasih a.s. Beliau adalah satu-satunya anak Imran:

“INNALLAAHASHTOFAA AADAMU WANUUHAN WA AALA IBRAAHIIMA WA AALA ‘IMRAANA ‘ALAL-‘AALAMIIN”
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran atas sekalian bangsa-bangsa di dunia ini.

“DZURRIYYATAN BA’DHUHAA MIN BA’DIN WALLAAHU SAMII’UN ‘ALIIM”
(iyalah) keturunan yang sebahagian adalah dari keturunan yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Adam sebagai bapak manusia , beliaulah yang pertama-tama terpilih diangkat menjadi nabi dan rasul, menerima wahyu dan menyampaikan wahyu tersebut kepada anak cucunya. Kemudian setelah Nabi Adam adalah Idris, Nuh, yang membawa syari’at yang tegas dari Allah swt kepada ummat manusia dikarenakan sebahagian anak cucu Adam telah menyimpang dari syari’at yang diajarkan Adam a.s yaitu mereka mulai menyembah berhala.

Nabi Nuh a.s atas tuntunan Allah swt membuat bahtera besar untuk melepaskan orang-orang yang beriman beserta binatang-binatang sepasang-sepasang dari ancaman para penyembah berhala (musyrikin) dan ditenggelamkan okeh Allah swt termasuh anak dan istri Nabi Nuh sendiri yang musyrik, dan selamatlah orang-orang yang beriman kepada Allah swt.

Putra-putr Nuh a.s adalah Ham, Sam dan Yafits. Dan dari keturunan Sam itulah lahir Ibrahim a.s yang lahir di Babylon (Irak sekarang) di suatu daerah yang namanya Uhr Kaldan (penyembah bianatang).

Untuk menyelamatkan ummatnya dari keangkara murkaan Namruz/Nimroz, yang dibebabkan oleh karena Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhalanya, lalu atas perintah Allah swt belau beserta istrinya, Siti Sarah, kemenakannya yaitu Nabi Luth a.s dan seluruh ummat mu’min pengikutnya berhijrah ke Palestina, yaitu ke Uhr Salem (negara selamt) yang kemudian menjadi Yerussalem.

Dari Siti Sarah, Nabi Ibrahim dikaruniai Nabi Ishak. Dan dari Situ Hajar, dikaruniai Nabi Ismail. Nabi Ismail a.s menurunkan bangsa Arab, dan Nabi Ishak a.s menurunkan bani Israil. Dari sinilah lahir Imran.

Dalm Al-Qur’an terdapat dua nama Imran; yang pertama adalah ayahnya Nabi Musa a.s, dan yang kedua adalah ayahnya Siti Maryam (Bunda Maria/Mary) dimana jarak masa antara keduanya adalah 1800 tahun.

Sabda Rasulullah saw sejak jaman purbakala hingga jaman kita sekarang ini, orang-orang shalih sangat senang memberi nama anaknya dengan nama orang-orang mulia, dengan harapan anak-anaknya bisa mencontoh perikehidupan orang-orang mulia tersebut. Demikian pula halnya dengan ayahnya Imran, beliau memberi nama anaknya dengan nama ayahnya Nabi Musa a.s, yaitu Imran.

Para penyebar kristen di zaman kita ini mengatakan bahwa Qur’an itu bukanlah wahyu Tuhan, tepi karangan Muhammad. Cerita nabi-nabi terdahulu, kalau pun sama dengan kitab-kitabnya, katanya, itu adalah jiplakan dari Bibel. Dan kalaupun tak sama, itu, katanya cerita buatan Muhammad sendiri.

Kalau dalam Al-Qur’an ada dua nama Imran (ayah Musa a.s dan ayah Mary), itu, kata mereka, Muhammad salah mencatat.

Kalau dalam Al-Qur’an dikatan Maryam saudara perempuan Harun, mereka mentertawanya, karena mereka berpandangan bahwa Musa bukanlah saudara Maryam. Kalau dalam Al-Qur’an Haman wazir Fir’aun, kkembali mereka tertawa, karena dalam Perjanjian Lama (Kitab Ester) Haman itu bukan wazir Fir’aun, tetapi wazir dari raja Ahasyweros.

Biarkanlah mereka berkata begitu, karena kita yakin bahwa Al-Qur’anlah yang terjaga keasliannya. Sedangkan kitab mereka (Taurat dan Injil)  tidak ada aslinya. Taurat yang asli yelah musnah dihancurkan oleh raja Babilonia sewaktu menjajah Yerussalem dan tidak tersisa satu atau sedikitpun. Semua dibakar habis. Sedangkan penulisan kembali, baru dilakukan setelah 400 yahun Nabi Musa a.s wafat. Sementara, siapa sebenarnya yang menulis kembali Taurat itu? Tidaklah  ada yang tahu.

Orang saleh ini, Imran (ayah Siti Maryam mempunyai seorang istri yang saleh pula, bernama Hannah Binti Faquz yang walaupun telah lama nikah belum juga dikaruniai anak. Lalu berdo’alah ia kepada Allah swt agar dikaruniai anak. Akhirnya iapun mengandung dan kemudian bernadzar bahwa ia akan menyerrahkan anaknya itu untuk jhususs berkhidmat di Baitul Maqdis. Qur’an S.3: 35-37:

3:35

Tatkala iaberkata: Ya Tuhanku, aku nadzarkan anak yang ada dalam kandungankuini hanya untuk berkhidmat kepada-Mu. Terimalah nadzarku ini. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Mahaa Tahu akan niatku”.

3:36

Maka setelah kandungannya cukup umur, iapun melahirkan seorang bayi yang ternyata perempuan. Padahal sebenarnya yang ia dambakan adalah laki-laki, sebab penyelenggara rumah suci semuanya hanya laki-laki. Karena nadzarnya sudah bulat, iapun berkata: “ Ya Tuhanku, aku telah melahirkanseorang perrempuan, padahal Allah lebih mengetahui yang dilahirkannya itu dan tidaklahseorang  laki-laki sama dengan perempuan. Dan aku telah menamainya Maryam dan akupun memperlindungkan nya juga keturunannya kepada Engkau dari Syetan yang terkutuk”.

Rasulullah saw berkata:

Maa min mauluudin yuuladu illa massahussyaitlaanu hiina yuuladu fasayastahil shaarikhan min massihii iyyaahu illaa Mryama wabnahaa”.
Tiada seorang anak yang dilahirkan melainkan ia disentuh oleh syetan tatkala lahirnya sehingga ia berteriak karena sentuhannya, kecuali Maryam dan putranya, Isa Almasih a.s.”

3:37

Maka diterimalah nadzarnya itu oleh Tuhannya dengan penerimaan yang baik dan Dia (Allah) tumbuhkan anaknya (Marya ) itu dengan pertumbuhan yang baik, paras yang canti, lalu mengasuh akan ia suami bibinya yaitu Zakariya a.s, agar ia mendapatkan pendidikan yang baik sertaberamal shaleh”.
Setiap kali Nabi Zakariya a.s masuk menengok ke tempatnya di Mihrab mesjid, didapatinya makanan di sisiny. Zakariya bertanya: “wahai Maryam, daimana engkau dapati (makanan) ini?”.  Maryam menjawab: ”makanan itu adalah dari Allah yang member rizki kepada siapa saja yang ia kehendaki tanpa perhitungan”.

Demikianlah sejak remajanya Maryam, Allah telah memperlihatkan ketaqwaan, kesalehan, kesucian dan kekudusan Siti Maryam yang oleh Allah memang telah dipersiapkan untuk menjadi ibu orang besar dan agung, yaitu Nabiyullah Isa Alaihissalam.

Suatu ketika jibril dayang kepada Maryam dan berkata:

3:42

Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih engkau dan menssucikan engkau, juga memulyakan engkau melebihi sekalian perempuan di ala mini”. (Qur’an S.3: 42)
 3:43

Wahai Maryam, taatlah engkau kepada Tuhan (pencipta,pembimbingmu), sujudlah dan rukulah bersama orang-orang yang ruku”. (Q.S. 3: 43).

Didalam Injil yang 4 (empat) macam, baik dalam Injil Maatius, Markus, Johanes maupun Injjil Lukas, tidak ada satu ayat pun tang menceritakan kelahiran Maryam, ibunda Isa Almasih (Yesus). Disana Maryam hanya dilukiskan sebagai orang biasa saja, yunangan Yusuf tukang kayu.

Dalam Injil yang ada sekarang ini hanyalah silsilah Yesus dari mulai Daud a.s sampai Yusuf suami Maryam (Mayius 1:1-17), yang semuanya ada 14 generasi. Dan itupun menjadi sangat janggal didalam agama Nasrani, dimana mereka mengimankan, sehingga dibuat dalam lagu-lagu pujian mereka, bahwa Yesus adalah anak Daud. Sedangkan didalam Matius tersebut Daud a.s hanya menurunkan silsilah sampai Yusuf, dan ia menikah dengan Maryam itu adalah setelah Isa Almasih (Yesus) dilahirkan.

Al-Qur’an, menggambarkan sosok perawan Maryam (Maria) sejak sebelum lahirnya adalah demikian suci dan agung.  Sehingga sewaktu ia masih kanak-kanak, orang-orang salih berebut untuk membesarkannya., hingga akhirnya Zakariya a.s lah yang berhak untuk membesarkannya, karena Zakariya telah dipersiapkan Allah untuk menjadi serang ibu dari seorang manusia agung pula, yaitu seorang nabi dan rasul Allah, yaitu Isa Almasih a.s. Sehingga mustahil ia akan melakukan pernuatan nista setelah ia (Maryam) dewasa seperti yang ditudingkan kaum Yahudi.

Post a Comment

Previous Post Next Post