Gerakan
Dakwah Kita ( I )
Memprihatinkan sekali kalau mengingat masih banyak
saudara-saudara kita saat ini yang
miskin.Masih banyak saudara-saudara kita yang miskin karena bodoh atau karena
tidak bersekolah. Islam pernah mencapai masa kejayaan, meski itu bukan di
negeri kita. Dari sejarahpun sebetulnya banyak ilmuwan-ilmuwan muslim yang
membumikan ilmunya keseluruh pelosok dunia. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan di
dunia Kedokteran. Jadi pada jamannya ilmu kedokteran berkembang ke negeri lain
pun berasal dari dunia Islam. Ibnu
Khaldun juga dalam sejarah adalah seorang ilmuwan, bahkan namanya kini dipakai
menjadi salah satu nama Perguruan Tinggi Swasta di Bogor.
Memprihatinkan kalau
Islam yang Mulia, agama fitrah, agama yang rahmatan lilalamin tidak kita
pelihara dan hidupkan dalam setiap langkah kita untuk menggapai ridho Allah,
untuk kebahagiaan di dunia, membangun kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat , kelak!.
“Berdakwah” sangat indah di dengar
bagi orang yang beriman, tentunya. Mari kita tingkatkan iman dan taqwa kita
dengan dakwah. Bedakwah bisa dilakukan oleh siapapun, tidak terkecuali.
Berdakwah bisa dilakukan oleh orang miskin, berdakwah sangat bisa dilakukan
oleh orang kaya, berdakwah bisa dilakukan oleh orang yang tidak berpengetahuan,
tetapi punya hati, berdakwah bisa
dilakukan oleh orang yang berpengetahuan dan punya hati, tetapi bardakwah
hanya bisa dilakukan oleh orang yang beriman dan bertaqwa.
Berdakwah bilhal (berdakwah dengan karya/amal baik) , bagi
orang yang bisa dan mau melakukan kebajikan. Berdakwah billisan bagi orang yang
faham berbicara, menyampaikan dengan baik,.Berdakwah bilqolam, bagi orang yang
berkemampuan menuliskan apa yang ingin disampaikannya. Berdakwah bilmal bagi
orang kaya karena hartanya dapat dipakai untuk sarana berdakwah. Berdakwah
dengan jiwa dan raga bagi orang yang
hanya punya jiwa dan raga untuk berdakwah, tetapi punya keikhlasan yang tinggi
untuk melakukan sesuatu yang sangat berarti untuk sesama mukmin, punya
kecerdasan untuk berfikir, karena didalam Al-Qur’an, Allah selalu menyebut :
“Bagi orang-orang yang berpikir”, “Bagi orang-orang yang berakal” “Bagi
orang-orang yang berilmu “ /Ulil Albab. maka agar kita menjadi orang yang
bermanfaat untuk sesama, untuk agama, marilah kita saling meneguhkan hati dalam jihad fi sabilillah. Berjihad di jalan
Allah.Satukan hati untuk menjemput hidayah, berjihad di jalan Allah.Dan kita
selalu berdoa sesuai QS 3 Ali-Imron ayat
8 : "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa berdakwah,
sesederhana apapun aksi (action) kita adalah awal dari perjuangan. Maka
bergeraklah selama seseorang diberi Ilmu sekecil apapun, maka pergerakan itu
sangat berarti, apalagi seseorang yang berilmu, beriman, berharta (karunia
Allah sudah terlebih dahulu diterimanya), maka milikilah bekal untuk
berdakwah, dan sebaik-baik bekal adalah
“taqwa”
B. Permasalahan
Selama
ini imajinasi orang, berdakwah membutuhkan biaya, berdakwah membutuhkan materi,
berdakwah harus dengan sarana, berdakwah harus dengan materi, sehingga bagi
seseorang yang ingin berdakwah, langkahnya akan surut ketika mengingat biaya.
Sementara masih banyak saudara-saudara
kita yang lain, yang oleh Allah sudah diberi karunia rejeki yang berlimpah
belum mengoptimalkan karunianya di jalan Allah, maksudnya untuk kepentingan
umat Islam. Bahkan ada yang belum bisa memanfaatka hartanya untuk melaksanakan
kewajibannya sebagai orang Islam untuk berhaji.Kita memang harus saling
mengingatkan. Ada juga yang punya kecerdasan, puny ide, punya pemikiran
sehingga bisa punya konsep untuk berdakwah dengan melibatkan banyak orang/
lapisan masyarakat. Menyatukan hati dan langkah serta menyamakan tujuan dalam
hidup ini untuk menggapai Ridho Allah. Yang demikianpun banyak, sangat banyak.
Mari kita melihat contoh orang yang bersyiar untuk Islam dari modal hanya
“Iman” saja, tawaqal, tekad dan keyakinan yang tinggi bahwa “Siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan
menolongnya keluar dari kesulitan, cukup kepada Allah – lah kita bertawaqal.
Allah adalah sebaik-baik penolong!.”
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْتَنْصُرُواللَّهَ ا يَنْصُرْكُمْ يُثَبِّتْأَقْدَامَكُمْ
QS 47 Muhammad ayat 7 :
Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu.
Saya hanya ingin menggaris bawahi
disini adalah ; Marilah kita saling bahu
membahu untuk menolong agama Allah, seperti yang Allah firmankan diatas. Setiap
lapisan masyarakat yang manapun dapat ikut berperan dalam dakwah.Kalau belum cukup
bekal ilmu Islamnya, tetapi sudah diberi karunia yang lain (rejeki yang lebih
dri cukup untuk menafkahi keluarga), maka kuatkan niatnya untuk mencari Ilmu
dan beramal, dua-duanya pun termasuk dakwah. Mencari ilmu nya pun dakwah ,
karena janji Allah dalam
………….Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, …………….. niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
يَرْفَعِ اللَّهُالَّذِينَ آمَنُوامِنْكُمْوَالَّذِينَوتُوا أُالْعِلْمَدَرَجَاتٍ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَخَبِيرٌ
QS 58 Mujadilah ayat 11:
Jadi seorang ilmuwan , seorang
dokter, seorang profesi-profesi lain, setelah mereka beriman kemudian menambah
ilmunya, kemudian berdakwah, maka Allah akan meninggikan derajatnya lebih dari
yang lain. Subhanallah!! Jadi begitu mudahnya apabila kita ingin
ditinggikan derajat oleh Allah, maka menuntut Ilmu lah, berdakwahlah sesuai
kemampuan kita, meski hanya mampu mengajak, menunjukkan jalan terang untuk
menerima ilmu, maka yang menunjukkan maupun yang menerima, Insya Allah akan
ditolong Allah, akan diangkat derajatnya oleh Allah.Amin.Amin.Amin, ya robbal
alamin. Mari berdakwah untuk kesalehan pribadi dan umat.
Membentuk masyarakat yang cerdas Quranic sehingga dengan Ilmu, Iman dan Taqwa,
maka kebodohan dan kemiskinan akan segera berubah menjadi masa depan yang lebih
baik. Jadi untuk meningkatkan kecerdasan orang – orang muslim, maka
harus ada segolongan besar umat yang berfikir untuk meningkatan kecerdasan
bangsa dengan Al-Qur’an dan Sain. Setelah banyak orang-orang yang menjadi
cerdas karena ilmu/ sains, maka orang-orang yang sudah berilmu tsb (Orang-orang
intelek) harus diingatkan bahwa “berdakwah” adalah kewajiban kita semua,
sehingga orang-orang intelek pun diharapkan melakukan dakwah melalui ilmunya
yang mereka kuasai , misalnya : Seorang dokter bias berdakwah melalui Ilmu
kedokterannya yang berkaitan dengan Al-Qur’an. Diharapkan seorang dokter atau intelek
lainnya dari sidiplin ilmu apapun diharapkan turut peran serta di dunia dakwah
sesuai ilmunya. Maka sudut pandang yang seperti dibawah ini harus dirubah :
1.
Orang-orang masih berfikir bahwa
untuk berdakwah harus selalu punya uang/dana
2.
Orang-orang masih selalu berfikir
bahwa untuk berdakwah harus selalu orang yang lulus dari Pesantren atau
Pendidikan Tinggi yang berbasic Agama,
padahal orang-orang yang berkecimpung didunia Sain pun bisa berdakwah ketika
Pengetahuan Sain yang dikuasainya diinteraksikan dengan Al-Qur’an. Dan untuk
itu, mereka para ilmuwan bisa menambah ilmu agamanya dengan jalan mempelajari
Al-Qur’an dan memahaminya dengan kaffah segala sesuatu tentang Al-qur’an dan
Ilmu-ilmu tentang Al-Qur’an.Misalnya : Seorang ahli fisika bisa menemukan
Ayat-ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan sunatullah. Seorang dokter bisa
berdakwah dengan ilmu kedokterannya yang berkaitan dengan ayat-ayat al-qur’an,
tentang penciptaan manusia dari sisi ilmu kedokteran kemudian dicocokkan dengan
ayat-ayat Al-qur’an. Seorang Ekonom bisa berdakwah dengan menyebarkan Ilmu
Ekonomi Islam sesuai Al-Qur’an.
3.
Menurut pandangan dunia luar (non
muslim) Islam identik dengan kebodohan
dan dekat dengan kemiskinan, sehingga kadang-kadang seseorang gengsi untuk
mengakui ke Islamannya. Justeru orang Islam harus bengga dengan Islam, dan
harus membuktikan bahwa Islam adalah agama yang diridhoi Allah, rohmatan
lilalamin.Orang Islam masih kurang menyadari bahwa kita orang-orang Islam
selalu menjadi sasaran program “Kristenisasi” karena kebodohan dan
“kemiskinana” nya. Maka orang-orang Islam harus cerdas, harus berilmu, dan
harus menjadi orang yang kaya karena ikhtiar dan kerja keras (karena orang Islam bukan pemalas).
Islam bukan agama orang yang bodoh dan Islam tidak kumuh. Orang-orang Islam
harus bisa menghambat “Kristenisasi” dengan cara mencerdaskan dirinya sendiri,
mencerdaskan sesama muslim, mencerdaskan saudara-saudara seimannya.
4.
Berdakwah masih dianggap sebuah
profesi yang tidak menjanjikan, tidak bermasa depan, tidak menghasilkan materi.
Seharusnya berdakwah memang tidak usah dijadikan profesi, tetapi berdakwah
adalah tujuan seseorang dalam rangka meraih ridho Allah. Seorang berprofesi apapun bisa berdakwah andai itu dipersiapkan
dan menjadi tujuan hidupnya menggapai rdho Allah.Tetapi kita semua harus
menghargai orang-orang yang telah melakukan kerja untuk atau dalam
dakwah.Seorang Da’i harus punya profesi lain
agar bisa menunjang dakwahnya. Berdakwah tidak dengan “mengajukan
proposal meminta dana” tetapi berdakwah bisa juga dengan menyumbangkan “konsep
dakwah” agar semua fihak bersinergi menjalankan dakwah, yang punya dana bisa
menunjang terlaksananya program dakwah tersebut.Yang punya materi berlebih bisa berbuat bayak dalam
dakwah.
5.
Dakwah yang dilaksanakan haruslah
dakwah yang berkesinambungan, tertarbiyah (terdidik), perkembangannya terus
dipantau, hasilnya diamati, terus menerus diperbaiki sehingga menjadi
pembentukan karakter yang Islami dalam Masyarakat, Karakter Qur’ani yang merata
kecerdasannya dalam masyarakat sehingga akan meyebabkan Allah ridho kemudian
Allah memberi kita semua pertolongan dalam bentuk nyata,yaitu menghasilkan
generasi Qur’an yang cerdas dan sejahtera, punya kinerja untuk menjadi
wirausaha sehingga “dakwah” nya bukan sebagai profesi tetapi dakwahnya adalah
tujuannya dalam rangka menggapai ridho Allah.
6.
Da’i dan Da’iah dapat membawa
masyarakat pada budaya baru dan masyarakat sejahtera yang cerdas dan mampu
membentuk generasi baru yang Cerdas
Qur’anic yaitu cerdas dengan berfikir dan berahlakul karimah berdasarkan
Al-Quran, berilmu pengetahuan yang memadai untuk punya profesi, tetapi “Dakwah”
menjadi tujuan dalam rangka menggapai Ridho Allah, Dakwah bukan profesi, karena
berdakwah bukan untuk menghasilkan uang, tetapi berdakwah untuk bersyiar dan
mencerdaskan bangsa, tetapi kita sangat menghargai para Da’i dan Pendidik serta
ulama-ulama karena ilmunya.
7.
“ Berdakwah bukan
sebuah profesi “ tetapi haruslah sebuah bentuk pengabdian seseorang yang
beriman yang berkesadaran bahwa berdakwah
itu wajib bagi setiap orang briman , artinya : Seseorang yang profesinya bukan “Pendidik”
atau “Dosen” dibidang agamapun punya kewajiban untuk berdakwah. Jadi; berdakwah harus diniatkan bukan untuk
mencari penghasilan tambahan. Hal ini harus disampaikan kepada kalangan
intelektual muslim yang diberi rejeki berlebih oleh Allah. Berdakwah adalah
sarana ibadah bagi kalangan intelektual muslim sebagai bentuk kepedulian
terhadap saudara sesama (baik kapada sesama muslmim maupun non muslim)
C. Tujuan Penulisan
Dengan
dikemukakannya pemikiran / konsep yang menjadi tulisan ini, diharapkan dapat
sampai kepada saudara-saudara kita yang sudah lebih dahulu menjadi seorang
intelek agar menyadari kewajibannya sebagai orang muslim untuk menyampaikan
dakwahnya via ilmu dan kelebihan rejeki yang relah diterimanya dari Allah .
Agar saudara-saudara kita yang lainnya menjadi orang-orang yang cerdas qur’anic
Cerdas Qur’anic adalah kecerdasan yang dimiliki seorang muslim berdasarkan
Al-Qur’an. Ada tiga komponen dalam diri manusia yang membentuk “kecerdasan” nya
seimbang :
1. Kecerdasan
Spritual : Kecerdasan jiwa memang tidak terbatas,
seseorang semakin mendekatkan diri pada Allah, maka
kecerdasan spiritualnya semakin meningkat. Ini bisa terjadi pada
seseorang yang melaksanakan syariat Islam nya dengan sempurna karena
menjalankan agamanya dengan baik sesuai syariat Islam
2. Kecerdasan Intelektual adalah kecerdasan akal pikir/Pengetahuan. Yang
mempengaruhi kecerdasan Intelektual adalah: Ilmu pengetahuan, saians, wawasan,
pergaulan, dan pengalam hidup
3. Kecerdasan
Emosional. Hal-hal
yang mempengaruhi kematangan emosi adalah : Keimanan, Ilmu/Pengetahuan,
pengalaman hidup , materi agama yang dikuasainya bisa berpengaruh terhadap
keseimbangan emosi dan akal pikirnya.Iman-Islam-_Ilmu – Ikhsan akan selalu
berkaitan menyeimbangkan emosinal seseorang.
Untuk membentuk
karakter yang Qur’ani maka menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an pada seseorang
dengan cara membacanya, memengertinya, memahaminya, dan mengerti artinya dalam
bahasa kita (Bahas Indonesia). Sedangakn Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab. Memang lebih baik kalau Al-Qur’an difahami dalam bahasa kita, untuk itu
maka kita harus mempelajarinya sehingga memahami Bahasa Arab. Mempelajari
Al-Qur’an, mudah , asal ada gurunya. Islam itu mudah, tidak untuk “dipersulit”,
tetapi Islam juga tidak untuk dimudah-mudahkan sehingga diabaikan, sehingga
“asal” saja menjalankannya tetapi tidak dengan hati.
D. Bentuk Dakwah yang
berkesinambungan :
UNTUK ISLAM YANG SATU, itu temanya. Bentuknya :
Tarbiyah (Pendidikan) berkesinambungan dan terpantau dalam satu
link seperti LIQO yang selama ini kita kenal. Materi : adalah Pendidikan Al-Qur’an, Sunnah dan
Hadist.Tarbiyah seperti yang dibentuk oleh ulama pendahulu seperti : Hasan Al-Banna. (Dalam Tarbiyahnya Ihwanul muslimin). Menjawab tantangan
jaman globalisasi maka jawabannya adalah Tarbiyah. Membentuk pribadi-pribadi
Muslim yang tertarbiyah.
Metode : Menyampaikan dengan baik, berdakwah dengan
hati, karena segala sesuatu yang berasal
dari hati akan sampai ke hati. Menyampaikan sesuai apa yang dibutuhkan.
Sampaikan secara sistematis : Aqidah - Syariat- Tasawuf , karena isi Al-qur’an
secara global adalah :
v Aqidah
v Sayariat
v Tasawuf
Ø Profesional
: Melibatkan Lembaga Independen yang
menunjang Program Pemerintah, seperti KODI, agar pelaksananya orang-orang yang
amanah, penyampainya (Da’i atau Da’iah) adalah orang-orang yang kompeten di
bidangnya: Tenaga Pendidik yang Profisonal ( Prof, S3 ataupun S2, atau para
lulusan Pesantren yang melanjutkan kuliahnya di luar : Mesir , Cairo, atau
Negara-negara Timur Tengah) dan mereka yang berkecimpung di dunia Dakwah.
Ø Pengkaderan : Mengantar para Ilmuwan dan Profesional ke
dunia Dakwah.
Target/Sasaran
1.
Rumah
Sakit ( Untuk mengantar para Dokter ke
dunia Dakwah)
2. Sekolah-Sekolah (Untuk mengantar para
pendidik ke dunia dakwah)
3. Universitas :
Untuk mengantar para Ilmuwan ke dunia
dakwah. ( dan ini Trisakti,
dengan harapan para pesertanya, siapapun dapat mengenal, memahami dan mencintai Al-Qur’an sehingga tercipta
karakter-karakter Ahlakul lakul Karimah berdasarkan Al- Qur’an.Dana
untuk honor Pengajar disediakan oleh Penyelenggara,
dalam hal ini penyelenggaranya adalah Fakultas. Kegiatannya berlangsung diluar jadwal Belajar & Mengajar
Tujuan :
Membentuk karakter- karakter
Islami agar
tercipta di masyarakat yang berkepribadian Muslim yang tangguh, mencintai Al-Qur’an, dan menjadi masyarakat yang cerdas
Qur’anic sehingga akan menghasilkan
ketenangan, dengan tenang, akan meningkatkan semangat juang, maka semangat
bekerja akan meningkatkan kesejahteraan, dengan ridho
Allah masyarakat akan menjadi
masyarakat yang sakinah warohmah penuh barokah dan ampunan Allah. Amin.ya robbal alamin. (Bersambung)
Post a Comment