Gerakan Dakwah di Gunungkidul

AssalamualaikumWr,Wb.
Saudara-saudaraku sesama Muslim, dan saudara-saudara ku yang kebetulan masih belum berhijrah karena belum tersampaikannya hidayah...., perkenankan saya secara pribadi mengajak untuk menengok saudar-saudara kita di Gunungkidul. Mengapa harus Gunungkidul?.....mari kita telusuri saja informasi yang diterima dari MUI sebagai wadah bersosialisasi sesama Muslim.
Di Kabupaten Gunungkidul tercatat tercatat 18 kecamatan dengan nama2 seperti tercantum dalam peta ini. Gerakan Dakwah memulai langkahnya atas petunjuk Nya, melalui informasi dari Biro Statistik   nama-nama kecamatan inilah yang termasuk daerah tandus karena kondisi alamnya. Informasi ini disajikan berupa artikel spt.ini :
             

  1. Kabupaten Gunungkidul  adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2  atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak antara 746’- 809’ Lintang Selatan dan 11021’ - 11050’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten,  Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di sebelah utara. Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di sebelah timur. Samudra Indonesia di sebelah selatan dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta di sebelah barat. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul tercatat 1.485,36 Kmyang meliputi 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan. Kecamatan Semanu merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 108,39 Km2 atau sekitar 7,30 persen luas Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, sehingga mempunyai pantai dengan hamparan pasir putih terpanjang di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan panjang 70 km.  110O 21' sampai 110O 50' Bujur Timur . 7O 46' sampai 8O 09' Lintang Selatan .  Batas Wilayah Kabupaten Gunungkidul:
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman (Propinsi DIY).
Sebelah Utara       :  Kabupaten Klaten dan Sukoharjo
Sebelah Timur     :    Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah).
Sebelah Selatan   :    Samudera Hindia
1.                     Topografi 
      Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3. (tiga) zona pengembangan, yaitu :
a.  Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m - 700  m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara.
b.       Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m - 120 m dibawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.
c. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal.
2.      Klimatologi
                        Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum   menunjukkan kondisi sebagai berikut:  Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan basah 7  bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir. Suhu udara harian rata-rata 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4°C. Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim.
3.      Kesehatan
Status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul sampai pada tahun 2011 mengalami pasang surut, berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, saat ini terdapat rata-rata penduduk sakit per tahun sebanyak 5.856 orang, sedangkan Prevalensi Balita Gizi Buruk sebanyak 0,73%. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan fasilitas tersebut berupa penambahan polindes sebanyak 31 unit, puskesmas keliling sebanyak 42 unit, puskesmas pembantu sebanyak 110 unit, Rumah Sakit Umum tipe C sebanyak 1 unit, dan Laboratorium sebanyak 1 unit. Sampai saat ini masyarakat masih mengandalkan sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui tempat pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas atau fasilitas kesehatan milik pemerintah. Kebijakan Pemerintah di bidang kesehatan dilaksanakan melalui peningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, dengan tujuan sebagai berikut:
a.    Mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama  bagi masyarakat miskin, untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
b.                  Meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan   masyarakat. Mengembangkan pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana,   prasarana, dan tenaga kesehatan.Mewujudkan lingkungan    perumahan yang sehat dan sanitasiyang layak.
4.                     Pendidikan
Jenjang             
2010
2011
Satuan
TK
13.579
13.663
orang




SLB                                               
302
460
orang
SD dan sederajat                           
56.163
54.483
orang
SLTP dan sederajat
26.999
25.316
orang
SMU
6.022
5.786
orang

16.882
15.866
orang






               Tabel   A.         Jumlah Murid.               ( Tabel A,B,C,D )
           Tabel   B.         Jumlah Sekolah
Jenjang
2011
2012
satuan
Taman bermain
349
349
unit
TK
634
634
unit
SLB
8
8
unit
SD dan sederajat
485
486
unit
SLTP dan sederajat
107
107
unit
SMU
24
24
unit
SMK
44
44
unit
















Tabel C. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten  Gunungkidul Tahun 2011-2012 .  
Jenjang
2011
2012
satuan
Taman bermain
349
349
unit
TK
634
634
unit
SLB
8
8
unit
SD dan sederajat
485
486
unit
SLTP dan sederajat
107
107
unit
SMU
24
24
unit
SMK
44
44
unit













Tabel   D. Jumlah Tenaga Pendidik Tahun 2010-2011
Jenjang
2010
2011
Satuan
TK                                                 
1.613
1.613
orang
SD dan sederajat                           
4.724
5.128
orang
SLB
26
116
orang
SLTP dan sederajat
2.348
2.452
orang
SMU
825
855
orang
SMK
1.576
1660
orang










5.                       Sosial Budaya
           Tabel A.  Jumlah Tempat Ibadah : (Tabel A,B

No

JENIS


2006

2012

2013

1.        
Mushola
42
116
116
2.        
Masjid
105
108
108
3.        
Gereja
16
16
16
4.        





  B. Agama yang dianut Penduduk

Keprcayaan /Agama
2006
2007
2012
Islam
50.676
50.676
60.970
Katolik
1.350
1.350
1,828
Kristen
517
517
3.150
Budha
-

-
Hindu
-

8





Peningkatan terhadap mutu Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun terus ditingkatkan sesuai dengan amanat dokumen RPJMD tahun 2010-2015 tentang kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dengan prioritas program untuk peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, dengan arah kebijakan sebagai berikut : mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi, terutama masyarakat miskin. Menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun global. Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
6.            Sarana Prasarana
          Pergerakan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, salah satunya adalah sarana jalan. Fasilitas tersebut di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 berpengaruh dalam menunjang aksesbilitas yang dibutuhkan masyarakat. Panjang jalan nasional sepanjang 61,42 Km, jalan provinsi sepanjang 260,33 Km, dan jalan kabupaten sepanjang 686 Km.
7.           Indeks Pembangunan Manusia 2011
Posisi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2011  tercatat sebesar 70,84; meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 70,45. Indeks komponen harapan hidup meningkat sebesar 0,06 poin selama 2010-2011. Indeks komponen pendidikan yang mewakili tingkat ketrampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan penduduk mengalami kenaikan 0,29 poin. Sementara itu, indeks komponen pendapatan mengalami kenaikan 0,81 poin. Sehingga pendorong utama kenaikan IPM pada tahun 2011 seperti halnya pada tahun 2010 berasal dari aspek daya beli penduduk.
 Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul berdasarkan hasil Sensus Penduduk  2010 tercatat 675.382 jiwa atau 19,53 persen dari jumlah penduduk Provinsi DIY sejumlah 3.457.491 jiwa. Jumlah penduduk sebanyak itu terdiri dari 326.703 jiwa laki-laki dan 348.679 perempuan, maka jika dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan kita mendapatkan
 sex ratio sebesar 93,70 persen artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 93,70 laki-laki.
Sebesar 9,28 persen penduduk Kabupaten Gunungkidul tinggal di perkotaan dan sisanya 90,72 persen tinggal di wilayah pedesaan.17 [1] adapun kepadatan penduduk 454,69 jiwa per km2 yang tersebar di 18 kecamatan. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Wonosari sebagai ibukota kabupaten sebesar 1042,87 jiwa per km2, sedang kecamatan dengan kepadatan terrendah adalah Girisubo yang tercatat hanya 234,62 jiwa per km2.Dengan jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak 193.478, rata-rata jiwa per rumahtangga di Kabupaten Gunungkidul tercatat 3,49 jiwa dengan angka tertinggi di Kecamatan Purwosari 3,99 jiwa per rumahtangga dan angka terrendah di Kecamatan Patuk 3,33 jiwa per rumahtangga.  Selain sarana dan prasarana jalan, kebutuhan mendasar yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana dan prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana air bersih hambatan utama adalah kondisi geografi Gunungkidul yang berbukit-bukit sehingga membutuhkan investasi yang cukup besar, akan tetapi Pemerintah tetap berupaya mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakatnya antara lain dengan memanfaatkan sumber air bawah tanah yangtersedia melimpah di Kabupaten Gunungkidul. Optimalisasi terhadap sumber air bawah tanah ini dijadikan solusi dan terus ditingkatkan pemanfaatannya untuk menghadapi permasalahan kekeringan yang datang pada musim kemarau.
B.        Kecamatan Karangmojo  (Tempat Studi Kasus)
      Merupakan wilayah penyangga ibu kota   kabupaten yang  mempunyai letak strategis penghubung antara ibu kota kabupaten dengan wilayah Kecamatan Ngawen, Semin dan Ponjong, dan merupakan jalur utama untuk masuk kota Wonosari dari arah Klaten Jawa Tengah. Adapun Batas Wilayah :
               Utara                       :       Kecamatan Semin dan Kecamatan Ngawen
             Timur                    :       Kecamatan Ponjong
Selatan                   :          Kecamatan Semanu
Barat                     :       Kecamatan Wonosari
  Penganut kepercayaan/agama penduduk . 18
Agama Islam            :   10.294 orang
  Katolik                    :        478 orang
Kristen                   :     2.633 orang
Dilihat dari data diatas, perkembangan agama Islam  masih lebih banyak dari perkembangan agama lainnya maupun Kristen, tetapi perkembangan agama Kristen masih lebih banyak daripada agama lainnya. Sedangkan perkembangan agama Islam jauh lebih banyak dari perkembangan agama lainnya. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut : di Karangmojo Melihat data di atas meski kurang lengkap. Perkembangan agama Islam dari tahun 2006 sd 2013 ( Selama 6 tahun )
Data kependudukan di    Kecamatan   Karangmojo.[2]
        A .  Jumlah Tempat Ibadah :

No

JENIS

2006

2007

2012

2013

  1.  
Mushola
42
42
116
116

  1.  
Masjid
105
105
108
108

  1.  
Gereja
16
16
16
16


B. Jumlah  Sekolah

No . Jenis

2006

2007

2012

2013
  1. TK
38
38
38
38
  1. SDN
47
47
60
60
  1. MI
3
6
8
8
4.      TK
38
40
45
45
  1. SDN
47
50
60
60
  1. MI
3
5
8
8
7.       SMPN
8.      SMP s
3
3
3
3
6
6
6
6
  1. MTs
4
4
8
8
10.  MAN
4
4
11
11
11.   SMK
3
3
6
6
12.    SMUN
13.    SMU
1
1
3
4
3
3
11
13
14.    SLB
1
1
1
1


  1. Pondok Pesantren Al Hadid
                 Membaca  Sejarah berdirinya Al Hadid, Dasar Pemikiran serta karya nyata pondok pesantren yang baru didirikan pertengahan tahun 2007, tepatnya bulan Juni 2007 patut disyukuri bahwasanya di tengah-tengah kondisi sosial-ekonomi yang memperihatinkan, Allah SWT telah memberi hidayah kepada seorang hambaNya untuk peduli kepada sasama muslim dan datang ke suatu tempat yang sangat membutuhkan uluran tangan orang  -  orang beriman ,  merintis dakwah di tempat itu. Bukan hanya dakwah bil lisan tetapi jelas jihadnya menghalau missionaris, menguatkan aqidah orang-orang yang sudah memiliki iman Islam tetapi pengetahuan agamanya masih minim, memperbaiki aqidah dengan program ” Rehabilitasi Aqidah”,  membantu pengadaan sarana ibadah (listrik, penampungan air, mushola) dan program-program lainnya yang dilaksanakan di Pondok Pesantren itu membuat masyarakat/penduduk setempat menjadi tercerahkan. Itulah dakwah bil hal yang seharusnya didukung turut serta dalam perjuangan dakwahnya. Sebuah contoh & teladan dari saudara-saudara sesama yang diberi hidayah oleh Allah. Beginilah seharusnya orang Islam   mengamalkan ajaran Islam sehingga terbukti bahwa Islam Rohmatan lil alamin.  Kajian ini  menjawab permasalahan pertama. Untuk menjawab pertanyaan yang kedua : Metode apa agar dakwah kita tepat sasaran? maka jawabannya ada dalam pembelajaran terus menerus  yang dilakukan oleh Al Hadid, karena dari waktu ke waktu Al Hadid terus menerus belajar dari pengalaman amaliyahnya, jadi bila menemukan cara /metode yang lebih baik untuk meningkatkan kesadaran beragama (Islam), meningkatkan ketaqwaan bersama, membuat suasasan sakinah dan persaudaraan yang akan  lebih mendekatkan semua pada ridha Allah, maka cara-cara berdakwah terus ditingkatkan. Mengajak kembali orang-orang yang pernah tersesat pemikirannya dengan cara yang baik dan lembut agar tidak menimbulkan pertengkaran dan kebencian. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan yang ketiga : Apa faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah? Maka jawabannya adalah Ilmu, Amal dan Ikhlas. Ilmu : Tidak boleh berhenti belajar untuk menambah & mendalami Islam, Mengamalkan ilmu yang sudah Allah SWT berikan dengan ikhlas. Belajar dari cara mereka (missionaris) berkarya, maka ilmu  nya bisa kita terapkan pada cara dakwah kita seperti halnya Pondok Pesantren Al Hadid karena sebetulnya ajaran Islam itu sudah sempurna, lengkap dan sangat rasional dan fitrah. Waktu-waktu solat adalah batasan-batasan waktu agar disiplin. Ikhlas ; Bagaimana bersuci untuk memulai ibadah adalah ajaran Islam tentang muamalah yang dilakukan harus dengan ikhlas, lebih gigih untuk menghalau kemalasan dan kebodohan.  Ilmu ; dibutuhkan untuk  beribadahharus dengan ilmunya, maka keimananpun akan meningkat sesuai dengan ilmu yang dimiliki seseorang.
D.      Pendidikan di Pondok Pesantren Al Hadid
                           Pendidikan di Pondok Pesantren Al Hadid merupakan Pendidikan terpadu, artinya santri-santri yang mondok di Pesantren juga mendapat pendidikan di sekolah di luar Al Hadid.
I.   Beberapa sekolah yang dijadikan sekolah rujukan oleh Pesantren Al Hadid diantaranya :
1.           SDN 4  Karangmojo   Kelas 1-6    :      3    orang
2.           MTSN kelas 7-9                             :    16   orang
3.           MIN Karangmojo                   :       5    orang
4.           SMP Pembangunan  Kelas 7-9       :    12   orang
5.           SMA Pembangunan kelas 10-12     :   30  orang 
6.           SMA N 1 Karangmojo 10-12 :    19  orang
7.           STAI Yogyakarta                                :      1   orang
II.    Jumlah murid dari Sekolah- sekolah rujukan tsb :
1.                     SDN 4  Karangmojo   Kelas 1-6   :       52      
2.                     MTSN kelas 7-9                             :    187
3.                     SMP Pembangunan  Kelas 7-9      :      92
4.                     SMA Pembangunan kelas 10-12   :    275 
5.                     SMA N 1 Karangmojo 10-12        :    320 
6.                     STAI Yogyakarta.                          :        1
III.    Masjid Binaan Pondok Pesantren Al Hadid
                       Mesjid binaan Pondok Pesantren Al Hadid menyebar di sekitar kabupaten Gunungkidul. Dengan metode berdakwah Praktek Dakwah Lapangan (PDL) ,  Al Hadid berhasil mencontohkan ajaran Islam dengan  baik kepada masyarakat binaan dan sekitarnya.
Tabel A.    Masjid  Binaan Al Hadid. [3]

No

NAMA  MESJID

WILAYAH


01.


Al Hidayah


Melikan, Rongkop



02.

Al Hidayah


Petir B, Rongkop


03.
Al-Amin

Watumengkurep,Rongkop


04.
Al Fajr

Ploso, Rongkop


05.
Al Rohman
Goa Karang Rongkop

06.
Baitul Hidayah
Kendal, Rongkop


07.
Al Ikhtiyar
Songwaluh,  Rongkop

08.
Al Jabar
Petir B, Rongkop

09.
Al Amin
Giring, Paliyan

10.
Al Hidayah
Sodo, Paliyan

11.
Al Hidayah
Bandung, paliyan

12.
Al Fajri
Jati, Semanu

13.
Al Hidayah
Nongkosingit, Semanu

14.
Al Hidayah
Ngepoh, Girisubo

15
Al Balad
Karanggede, Girisubo

16
Al Rofi’ah
Gempol , Girisubo





17.
Al Hidayah
Ngasem, Girisubo

18.
Al Mu’minun
Banagung, Girisubo

19.
Al Muttaqin
Karangngawen, Girisubo

20.
Al Hidayah
Karangngawen ,Girisubo

21.
At Taqwa
Karangngawen, Girisubo

22.
Al Muttaqin
Wonontoro, Girisubo

23.
Al Hidayah
Pucung, Girisubo

24.
Al Hidayah
Papringan, Girisubo

25.
Al Mukhsinin
Wonontoro, Girisubo

26.
Al Islam
Paleman ,Girisubo

27.
Baitul Azis
Kendal, Girisubo

28.
Al Falah
Kandri, Girisubo

29.
Al muhajirin
Kembang, Girisubo

30.
Al Amin
Ngasem Girisubo

31.
An Nur
Pudak, Girisubo

32.
Al Fatah
Piji, Girisubo

33.
At Taqwa
Manukan, Girisubo

34.
Al Ikhlas
Klumpit, Girisubo

35.
At Taqwa
Ngelo, Girisubo 

36.
Al Jihad
Tlaseh, Girisubo

37.
Al Ikhlas l
Langsep, Girisubo

38.
Ar rohman
Senggani, Girisubo

39.
Al Mu’min
Karanglor, Girisubo

40.
Nurul Huda
Jaran  Mati, Girisubo

41.
Al Janah
Jepiti, Girisubo

42.
Al Mujahidin
Jepiti, Girisubo


No

NAMA  MESJID

WILAYAH

43.
Al Muhajirin
Teken , Girisubo

44
Usman Bin Afan
Usman Bin Afan

45.
Al Muttaqin
Karangngawen, Girisubo

46.
Al Mutaqin
Karangngawen. Girisubo

47.
Al Mukhsin
Kembang, Girisubo

48.
Al Jihad
Jepiti, Girisubo

49.
As Salam
Ngestirejo, Tanjungsari

50.
Al Hidayah
Ngestirejo, Tanjungsari

51.
Al Hikmah
Keruk, Tanjungsari

52.
Kunang
Banjarrejo, Tanjungsari

53.
Darusalam
Ngestirejo, Tanjungsasi

54.
Al Faizin
Sangeni, Tanjungsar

55.
Adim Yati
Ngestirejo, Tanjungsari

56.
Al Hidayah
Hargomulyo, Gedngsari

57.
Al Falah
Tawangsari, Gedangsari

58.
Al Hidayah
Gandu Mertelu, Gedangsari

59.
Al Amin
 Wunut, Tepus

60.
Al Hidayah
Gupakan, Tepus

61.
Al Hidayah
Lempeng Ngawen, GK

62.
Al Hidayah
Bankan Karangmojo, GK

63.
Al Islam
Ngrombo, Karangmojo, GK

64.
Al Muslim
Pengkol, Karangmojo

65.
Al Amin
Watumengkurep, Rongkop

66.
Ja’far Bin Abi Tholib
Ngelo,Petir, Rongkop, Gunungkidul.

67.
Al hidayah
Surodadi Ponjong, GK


No

NAMA  MESJID

WILAYAH

68.
Al Mubarok
Ngawis Karangmojo, Gunungkidul

69.
Al Ma’ruf
Watusigar, Ngawen, Gunungkidul.

70.
Al Ikhlas
Watusigar, Ngawen


 Tabel B. Jumlah Tempat Beribadah di Karangmojo


No

JENIS

2006

2007

2013

  1.  
Mushola
42
42
116

  1.  
Masjid
105
105
108

  1.  
Gereja
16
16
16

Tabel C. Jumlah  Sekolah


No . Jenis

2006

2007

2012

2013
1. TK
38
38
38
38
2. SDN
47
47
60
60
3.  MI
3
6
8
8
4. TK
38
40
45
45
5. SDN
47
50
60
60
6. MI
3
5
8
8
  1. SMPN
  2. SMP s
3
3
3
3
6
6
6
6
  1. MTs
4
4
8
8
  1. MAN
4
4
11
11
  1. SMK
3
3
6
6
  1. SMUN
  2. SMU Sw
1
1
3
4
3
3
11
13
  1. SLB
1
1
1
1

                                     Tabel  D. Sosial Budaya& Kepercayaan /Agama


Keprcayaan /Agama
2006
2007
2012
.
Islam
50.676
50.676
60.970

Katolik
1.350
1.350
1,828

Kristen
517
517
3.150

Budha
-
-
-

Hindu
-
-
8


E.Bukti  Perpindahan Agama















 1.       Gua Maria Tritis
                
Gua Maria Tritis menjadi oase batin bagi para peziarah yang haus akan kedamaian dan ketenangan jiwa. Tempat yang sarat cerita ini juga menyimpan keindahan gua yang mempesona. Gua Maria Tritis merupakan salah satu gua alami yang ada di deretan perbukitan karst Gunungkidul dan dijadikan sebagai tempat peziarahan umat Katholik. Dinamakan Tritis karena selalu ada air yang menetes (tumaritis) dari stalaktit yang ada di langit-langit gua. Pada mulanya gua ini merupakan tempat yang sepi dan angker sehingga tidak banyak orang yang berani memasukinya. Oleh karena itu, gua ini sering dijadikan sebagai tempat pertapaan dan menjadi tempat persinggahan beberapa pangeran dari Kerajaan Mataram. Gua ini mulai dikenal oleh umat Katholik pada tahun 1974, yakni pada saat digunakan sebagai tempat Ekaristi Natal. Mulai saat itu Gua Tritis diberi tambahan nama Maria dan menjadi tempat favorit para peziarah.Untuk mencapai gua, peziarah harus berjalan kaki membelah ladang jati, melewati jalan setapak yang berkelok di antara bukit-bukit karang yang tandus. Ada dua pilihan rute untuk mencapai lokasi Gua Maria Tritis, yakni rute panjang sekitar 1,5 km dan rute pendek sejauh 500 meter. Peziarah yang melakukan jalan salib biasanya melewati rute panjang dengan 14 stasi pemberhentian yang dilengkapi diorama kisah sengsara Yesus. Pada stasi ke 12 dibangun 3 buah salib di bawah bukit yang menggambarkan penyaliban Yesus bersama 2 orang penjahat. Hari menjelang senja tatkala YogYES tiba di parkiran Gua Maria Tritis. Suasana begitu sunyi dan hening, hanya ada derik serangga dan sesekali hembusan angin yang bergesekan dengan daun-daun jati. Bergegas YogYES berjalan menyusuri jalan batu yang membentang di depan. Setelah melawati stasi demi stasi, relung gua yang dihiasi stalaktit dan stalagmit menyambut. Sebuah patung Maria yang sedang berdoa berukuran besar diletakkan di salah satu sudut. Altar perjamuan kudus yang terbuat dari batu alam berhiaskan aneka bunga terlihat di tengah gua. Sedangkan tempat duduk umat hanya berupa hamparan karpet. Nuansa alami dan sederhana begitu terasa di gua ini. Saat bulan Mei dan Oktober, Gua Maria Tritis ramai dikunjungi peziarah sebab bulan-bulan tersebut merupakan bulan Maria. Sedangkan bagi peziarah yang ingin mengikuti ibadah Novena di gua ini dapat datang pada minggu pertama di tiap bulannya. Mentari sudah kembali ke peraduannya saat saya bersimpuh di depan patung Maria. Pendar lilin yang bergoyang tertiup angin seolah memberi petunjuk bahwa masih ada harapan di tengah gelap dan carut-marutnya keadaan dunia. Bunyi air yang menetes dari beberapa stalaktit menjadi melodi indah yang mengiringi permenungan diri, ada damai yang menelusup di relung hati.
2.                         Hasil Wawancara
Seorang wanita berumur krang lebih 40 tahun an penduduk sekitar Goa Maria Tritis, pekerjaannya berladang, dia mengaku ketika kecil sampai remaja dia beragama Islam (tercatat dalam KTP). Suatu saat datang seorang tamu yang mengaku sedang member pelajaran penginjilan untuk masyarakat sekitar daerah Goa tersebut. Ternyata tamu itu adalah seorang Pendeta dari Jakarta. Tamu itu akhirnya menjadi penduduk pendatang dan memberinya tugas untuk menerima tamu dan mengantar para tamu ke Goa Tritis. Setelah sering bertemu dan diajak berdialog dengan pendeta tsb (Romo) sedikit demi sedikit pemikiran/pemahamannya berubah kea rah agama Katolik, sampai akhirnya dia mengikrarkan diri menjadi penganut agama Katolik, dan berganti nama dengan nama katolik, menjadi nama baru : Fransisca. Kami sempat berbincang-bincang dengan Ibu Fransiska sehingga dia sempat berujar : “ Terkadang saya juga tidak yakin… Islam ataukah Katolik agama yang benar?”.[4]
 Katolik seperti dirinya.  Ada pertanyaan yang seharusnya menjadi pembelajaran bagi umat Islam .
3.         Kelemahan Umat Islam
a.      Ukhuwah Islamiyah masih dalam tataran teoritis (belum implementatif). Sementara Lembaga Kristen mampu membangun teologi “unity & diversity” (Bhineka Tunggal Ika) yang dikenal dgn istilah “Kesatuan Tubuh Kristus” (unity of body Christ) yang implementatif.
b.       Dakwah Islam masih bersifat internal (belum secara intensif ke arah eksternal & global)Sementara Lembaga Kristen sangat misioner, menembus wilayah eksternal dan global.
c.   Masalah Kemiskinan Umat yang belum ditangani secara serius      Sementara Umat Kristiani melakukan penginjilan ganda: Penginjilan Konvensional (Conventional Gospel) dan Penginjilan Sosial (Social Gospel) à yang kemudian berkembang menjadi proyek Pemberdayaan Masyarakat (Community Development). Bagi umat  Islam sendiri sebetulnya hal diatas sangat meresahkan. Karena gerakan tersebut masih belum terlihat nyata, belum seluruh umat islam mengetahuinya, meski ada beberapa yang peka terhadap perkembangan agama lain,umat Islam belum punya keberanian untuk membuat pergerakan yang nyata dan hebat. Mengamati hal ini para muallaf bergerak untuk mengkomunikasiknnya kepada umat Islam sehingga ada upaya untuk mengatasinya. Untuk memandingi perjuangan missionarism maka umat Islam harus bangkit punya rasa percaya diri sehingga dirumuskan untuk mencari solusinya .
d.       Upaya Umat Islam Dalam Dakwah
( Faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah)
a.   Program pendidikan yang bisa menandingi program non muslim  misalnya mendirikan pesantren da’i Lintas Umat
b.  Membentuk  Relawan  Aqidah
c.  Membuka Sekolah Berbasis Internasional Yang Islami  (Network Enforcement).Membangun media-massa  Islam yang cerdas dan berani Menguasai Media Massa (Cetak & elektronik) TV  (Jaringan TV Berita Profesional yang Islami= SYIAR TV) Radio  (Radio Jaringan Suara Arimatea Multazam) Riset & Pengembangan. Umat harus bahu membahu . Kesadaran sampai tingkat membantu dari umat Islam (Clearing of poor & marginalisation) bahu membangu untuk membangun masyarakat yang tangguh menghadapi tantangan zaman.
d.    Penggalangan Dana
Kepada para simpatisan , donator, dan orang-orang yang sudah iberi kelebihan rejeki, Pesantren ini menerima wakaf berupa uang yang akan dimanfaatkan untuk membebaskan tanah dari masyarakat terdekat , kemudian tanah itu akan dimanfaatkan untuk memperluas bangunan pesantren, meningkatkan pendidikan masyarakat .
Beberapa judul buku yang  sudah tersebar :
·                 Injilku  yang ternoda
·                 Menghalau Missionaris dan Missinya
·                 Investasi Abadi
·                 Syahadat Menghancurkan Salibku
·                 Mana yang Benar, Islam atau Kristen?
·                 Puasa dan Sholat Pertama Seorang Muallaf.
Dalam bukunya, Yusuf Ismail Alhadid menyatakan  :
            Kurikulum  pelajaran yang ada di pesantren Al-Hadid ini adalah pola kurikulum dakwah terpadu, karena memang santri yang lulus dari Pesantren ini diharapkan bisa langsung melaksanakan tugas sebagai da’i, kemudian berdakwah secara nyata di masyarakat. Santri yang ada di pesantren ini semuanya mukminin sehingga karakternya dibentuk  dalam  pengawasan dan pembinaan Pesantren Al Hadid selama dua puluh empat jam .   Di dalam Pesantren ini diterapkan juga sistem Islam  rohmatan lil Alamin, sehingga siapa saja, dari mana saja, selama niatnya baik dan memiliki semangat belajar, kami terima dengan senang hati. Kami budayakan semangat disiplin belajar yang tinggi  untuk santri kami. Kami menjauhkan diri dari berbicara tentang ghibah, politik dan fiqroh (kelompok-kelompok Islam) yang pada akhirnya menjebak umat kepada perpecahan . Di Pesantren ini yang dibicarakan hanyalah; ilmu dan dakwah yang akan menebar manfaat untuk umat. Selama tiga tahun (2007-2010)  perjalanan pesantren ini , alhamdulillah dakwah kami mulai menampakkan hasil . Kami dikenal dengan nama “Pondok Pesantren Syahadat Massal”. Data yang menarik adalah ; Pesantren ini sepanjang tahun 2007 tidak kurang dari 370 non muslim disyahadatkan secara massal. Tahun 2008 sejumlah 70 orang, tahun 2009:60 orang.  Pesantren ini tidak hanya mensyahadatkan saja, spesialisasi adalah pembinaan muallaf dengan kurikulum terpadu. Menempatkan seorang da’i ditempat-tempat muallaf. Membina dan membimbing mereka sampai menjadi muslim yang baik. Mensyahadatkan , membina muallafnya. Al Hadid   mengukir sejarah di tahun 2009, dengan melakukan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mengundang pendeta, pastur, dan semua jemaat gereja se- Kabupaten Gunungkidul.
            Agenda acara tersebut adalah membacakan Shirah Nabawi (Kisah Nabi Muhammad SAW), mengadakan dialog terbuka  dan membagikan terjemah Al-Qur’an  berisi index tentang kedudukan Nabi Isa As dan Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an.[5]
Jawaban dari permasalahan umat Islam :
a.   Umat Islam dalam menjalankan dakwah, seharusnya :
a.      Profesional
Umat Islam seharusnya berdakwah dengan profesional, berilmu tidak hanya sebatas ilmu agama saja, interkoneksitas antar ilmu sains sebaiknya ditingkatkan.
b.      Aplikatif
Tidak hanya teori saja dalam dakwahnya , tetapi harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
b.    Metode yang dipakai agar dakwah tepat sasaran  :
    1. Menghadapi kondisi alam 
Penguatan aqidah agar mereka tidak putus asa dalam menghadapi tantangan kondisi alam untuk tetap berjuang dalam menggapai kesejahteraan yang lebih baik

    1. Menghadapi kemiskinan
Meningkatkan keterampilan masyarakat dengan mengadakan pelatihan-pelatihan agar SDM meningkat, meningkatkan pendidikan , memberi bantuan kepada lansia.
    1. Mengatasi ketertinggalan pendidikan
Memberi bantuan berupa beasiswa kepada yatim,dhuafa  dan anak-anak muda/ remaja agar menumbuhkan semangat juangnya dengan lebih baik
    1. Berdakawah dengan cara baik (S 16: An-Nahl ayat 125)
ادْعُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ سَبِيلِ رَبِّÙƒَ بِالْØ­ِÙƒْÙ…َØ©ِ ÙˆَالْÙ…َÙˆْعِظَØ©ِ الْØ­َسَÙ†َØ©ِ ÙˆَجَادِÙ„ْÙ‡ُÙ…ْ بِالَّتِÙŠ Ù‡ِÙŠَ Ø£َØ­ْسَÙ†ُ Ø¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َÙ†ْ ضَÙ„َّ عَÙ†ْ سَبِيلِÙ‡ِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِالْÙ…ُÙ‡ْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk
               Agar tidak menimbulkan kebencian, maka bekal dakwah umat Islam adalah firman Allah SWT ini.  Cara berlaku untuk memperkenalkan ahlakul karimah kepada non muslim agar dengan kelembutan dan kasih sayang agar tidak menimbulkan kebencian bagi mereka. Untuk mengatasi kemurtadan, maka dakwah harus tetap dijalankan sebgai penguatan aqidah bagi masyarakat, baik yang masih awam maupun yang sudah mulai mengenal Islam. Membentuk team yang bersinergi dari segala sisi ilmu,  membentuk relawan dakwah agar dakwah tetap berkesinambungan.
c.    Faktor pendukung keberhasilan dakwah:
1.         Bekerjasama dengan pemerintah setempat
2.         Keikhlasan para dai’i untuk tetap bersabar menghadapi berbagai typikal / karakter orang.
3.         Penggalangan dana yang amanah demi mensejahterakan Da’i maupun masyarakat sekitar agar syiar dan dakwah tetap berlangsung.


[1] .             Sumber Data : BPS. Kab . Gunungkidul 2012
[2]               . Sumber Data : BPS Kab.Gunungkidul 2012
[3]                Sumber data : Pondok Pesantren Al Hadid 2012
[4] .            Wawancara dengan Ibu Fransisca di Goa maria pada tanggal 12 maret 2013
[5] .             Yusuf Ismail Alhadid, SEI. Syahadat  Menghancurkan Salibku,

2 Comments

  1. informasi ini baru sebagian dari informasi yang agak lengkapnya. Insya Allah akan dilanjut pada edisi berikutnya.Semoga bermanfaat.

    ReplyDelete
  2. Mari berdonasi untuk mereka. Karena aksi ini hanya aksi sosial biasa, kami belum melanjutkan dengan mendirikan yayasan, untuk sementara pengelolaan dana, pengumpulan donasi di salurkan atas nama :BRI an. Erna Garnasih 1244-01-0000-40-536.
    Terimakasih atas perhatiannya.Laporan Keuangan akan di publikasikan di Blogg ini secara transparan seperti yang sudah berlalu. Semoga Allah SWT meridhoi amal ibadah kita semua.aamiin.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post