AssalamualaikumWr,Wb.
Saudara-saudaraku sesama Muslim, dan saudara-saudara ku yang kebetulan masih belum berhijrah karena belum tersampaikannya hidayah...., perkenankan saya secara pribadi mengajak untuk menengok saudar-saudara kita di Gunungkidul. Mengapa harus Gunungkidul?.....mari kita telusuri saja informasi yang diterima dari MUI sebagai wadah bersosialisasi sesama Muslim.
Di Kabupaten Gunungkidul tercatat tercatat 18 kecamatan dengan nama2 seperti tercantum dalam peta ini. Gerakan Dakwah memulai langkahnya atas petunjuk Nya, melalui informasi dari Biro Statistik nama-nama kecamatan inilah yang termasuk daerah tandus karena kondisi alamnya. Informasi ini disajikan berupa artikel spt.ini :
Saudara-saudaraku sesama Muslim, dan saudara-saudara ku yang kebetulan masih belum berhijrah karena belum tersampaikannya hidayah...., perkenankan saya secara pribadi mengajak untuk menengok saudar-saudara kita di Gunungkidul. Mengapa harus Gunungkidul?.....mari kita telusuri saja informasi yang diterima dari MUI sebagai wadah bersosialisasi sesama Muslim.
Di Kabupaten Gunungkidul tercatat tercatat 18 kecamatan dengan nama2 seperti tercantum dalam peta ini. Gerakan Dakwah memulai langkahnya atas petunjuk Nya, melalui informasi dari Biro Statistik nama-nama kecamatan inilah yang termasuk daerah tandus karena kondisi alamnya. Informasi ini disajikan berupa artikel spt.ini :
- Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak antara 7o 46’- 8o 09’ Lintang Selatan dan 110o 21’ - 110o 50’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah di sebelah utara. Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah di sebelah timur. Samudra Indonesia di sebelah selatan dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta di sebelah barat. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul tercatat 1.485,36 Km2 yang meliputi 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan. Kecamatan Semanu merupakan kecamatan terluas dengan luas sekitar 108,39 Km2 atau sekitar 7,30 persen luas Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, sehingga mempunyai pantai dengan hamparan pasir putih terpanjang di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan panjang 70 km. 110O 21' sampai 110O 50' Bujur Timur . 7O 46' sampai 8O 09' Lintang Selatan . Batas Wilayah Kabupaten Gunungkidul:
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul
dan Sleman (Propinsi DIY).
Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo
Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo
Sebelah Timur : Kabupaten
Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah).
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
1.
Topografi
Berdasarkan
kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3. (tiga) zona pengembangan, yaitu :
a. Zona Utara disebut wilayah Batur
Agung dengan ketinggian 200 m - 700 m di
atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air
tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol
dengan bataun induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan
Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara.
b.
Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok
Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi
mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga
meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan.
Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air
tanah berkisar antara 60 m - 120 m dibawah permukaan tanah. Wilayah ini
meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan
Kecamatan Semanu bagian utara.
c. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon
gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl.
Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit
kerucut (Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah
ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari,
Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong
bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan. Wilayah Kabupaten
Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang
didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi
oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai
bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di
kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini
kurang optimal.
2. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum menunjukkan kondisi sebagai berikut: Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar
1.954,43 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan
basah 7 bulan, sedangkan bulan kering
berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah
yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan.
Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir. Suhu
udara harian rata-rata 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4°C.
Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi oleh
tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim.
3. Kesehatan
Status gizi
serta perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul sampai pada tahun
2011 mengalami pasang surut, berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul, saat ini terdapat rata-rata penduduk sakit per tahun sebanyak
5.856 orang, sedangkan Prevalensi Balita Gizi Buruk sebanyak 0,73%. Dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan fasilitas
tersebut berupa penambahan polindes sebanyak 31 unit, puskesmas keliling
sebanyak 42 unit, puskesmas pembantu sebanyak 110 unit, Rumah Sakit Umum tipe C
sebanyak 1 unit, dan Laboratorium sebanyak 1 unit. Sampai saat ini masyarakat
masih mengandalkan sarana kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
melalui tempat pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas atau fasilitas
kesehatan milik pemerintah. Kebijakan Pemerintah di bidang kesehatan
dilaksanakan melalui peningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan
kesehatan, dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mewujudkan
pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama bagi masyarakat miskin, untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat.
b.
Meningkatkan
jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan
masyarakat. Mengembangkan
pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana,
prasarana, dan tenaga kesehatan.Mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasiyang
layak.
4.
Pendidikan
Jenjang
|
2010
|
2011
|
Satuan
|
TK
|
13.579
|
13.663
|
orang
|
SLB
|
302
|
460
|
orang
|
SD dan
sederajat
|
56.163
|
54.483
|
orang
|
SLTP dan
sederajat
|
26.999
|
25.316
|
orang
|
SMU
|
6.022
|
5.786
|
orang
|
16.882
|
15.866
|
orang
|
Tabel A. Jumlah Murid. ( Tabel A,B,C,D )
Tabel B. Jumlah Sekolah
Jenjang
|
2011
|
2012
|
satuan
|
Taman bermain
|
349
|
349
|
unit
|
TK
|
634
|
634
|
unit
|
SLB
|
8
|
8
|
unit
|
SD dan sederajat
|
485
|
486
|
unit
|
SLTP dan sederajat
|
107
|
107
|
unit
|
SMU
|
24
|
24
|
unit
|
SMK
|
44
|
44
|
unit
|
Tabel C. Fasilitas Pendidikan di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2012 .
Jenjang
|
2011
|
2012
|
satuan
|
Taman bermain
|
349
|
349
|
unit
|
TK
|
634
|
634
|
unit
|
SLB
|
8
|
8
|
unit
|
SD dan sederajat
|
485
|
486
|
unit
|
SLTP dan sederajat
|
107
|
107
|
unit
|
SMU
|
24
|
24
|
unit
|
SMK
|
44
|
44
|
unit
|
Tabel D. Jumlah Tenaga Pendidik
Tahun 2010-2011
Jenjang
|
2010
|
2011
|
Satuan
|
TK
|
1.613
|
1.613
|
orang
|
SD dan
sederajat
|
4.724
|
5.128
|
orang
|
SLB
|
26
|
116
|
orang
|
SLTP dan
sederajat
|
2.348
|
2.452
|
orang
|
SMU
|
825
|
855
|
orang
|
SMK
|
1.576
|
1660
|
orang
|
5.
Sosial Budaya
Tabel A. Jumlah Tempat Ibadah : (Tabel A,B
No
|
JENIS
|
2006
|
2012
|
2013
|
1.
|
Mushola
|
42
|
116
|
116
|
2.
|
Masjid
|
105
|
108
|
108
|
3.
|
Gereja
|
16
|
16
|
16
|
4.
|
B. Agama yang dianut Penduduk
Keprcayaan
/Agama
|
2006
|
2007
|
2012
|
Islam
|
50.676
|
50.676
|
60.970
|
Katolik
|
1.350
|
1.350
|
1,828
|
Kristen
|
517
|
517
|
3.150
|
Budha
|
-
|
-
|
|
Hindu
|
-
|
8
|
Peningkatan terhadap mutu Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke
tahun terus ditingkatkan sesuai dengan amanat dokumen RPJMD tahun 2010-2015 tentang
kebijakan dalam peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dengan prioritas
program untuk peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan,
dengan arah kebijakan sebagai berikut :
mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa
diskriminasi, terutama masyarakat miskin. Menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu, serta efisiensi, efektivitas, dan relevansi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, maupun global. Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat.
Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan,
hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan.
Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat
tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang.
Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi
karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat
yang ada.Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal
(bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia)
secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas
umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan
dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku
adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh
pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya,
cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah
692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
6. Sarana Prasarana
Pergerakan barang dan jasa di Kabupaten Gunungkidul dipengaruhi oleh
fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia, salah satunya adalah sarana
jalan. Fasilitas tersebut di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2010 berpengaruh
dalam menunjang aksesbilitas yang dibutuhkan masyarakat. Panjang jalan nasional
sepanjang 61,42 Km, jalan provinsi sepanjang 260,33 Km, dan jalan kabupaten
sepanjang 686 Km.
7. Indeks Pembangunan Manusia 2011
Posisi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Gunungkidul pada tahun
2011 tercatat sebesar 70,84; meningkat dibandingkan dengan tahun 2010
yang sebesar 70,45. Indeks komponen harapan hidup meningkat sebesar 0,06 poin selama
2010-2011. Indeks komponen pendidikan yang mewakili tingkat ketrampilan dan
penguasaan ilmu pengetahuan penduduk mengalami kenaikan 0,29 poin. Sementara
itu, indeks komponen pendapatan mengalami kenaikan 0,81 poin. Sehingga
pendorong utama kenaikan IPM pada tahun 2011 seperti halnya pada tahun 2010
berasal dari aspek daya beli penduduk.
Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul
berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 tercatat 675.382 jiwa atau 19,53
persen dari jumlah penduduk Provinsi DIY sejumlah 3.457.491 jiwa. Jumlah
penduduk sebanyak itu terdiri dari 326.703 jiwa laki-laki dan 348.679
perempuan, maka jika dibandingkan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan
kita mendapatkan
sex ratio sebesar 93,70 persen artinya setiap
100 orang perempuan terdapat 93,70 laki-laki.
Sebesar 9,28 persen penduduk Kabupaten Gunungkidul tinggal di perkotaan dan
sisanya 90,72 persen tinggal di wilayah
pedesaan.17 [1] adapun
kepadatan penduduk 454,69 jiwa per km2
yang tersebar di 18 kecamatan. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi
adalah Kecamatan Wonosari sebagai ibukota kabupaten sebesar 1042,87 jiwa per
km2, sedang kecamatan dengan kepadatan terrendah adalah Girisubo yang tercatat
hanya 234,62 jiwa per km2.Dengan
jumlah rumah tangga yang tercatat sebanyak 193.478, rata-rata jiwa per
rumahtangga di Kabupaten Gunungkidul tercatat 3,49 jiwa dengan angka tertinggi
di Kecamatan Purwosari 3,99 jiwa per rumahtangga dan angka terrendah di
Kecamatan Patuk 3,33 jiwa per rumahtangga. Selain sarana dan prasarana
jalan, kebutuhan mendasar yang tidak kalah penting adalah penyediaan sarana dan
prasarana air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Terkait dengan
penyediaan sarana dan prasarana air bersih hambatan utama adalah kondisi
geografi Gunungkidul yang berbukit-bukit sehingga membutuhkan investasi yang
cukup besar, akan tetapi Pemerintah tetap berupaya mencukupi kebutuhan air
bersih bagi masyarakatnya antara lain dengan memanfaatkan sumber air bawah
tanah yangtersedia melimpah di Kabupaten Gunungkidul. Optimalisasi terhadap
sumber air bawah tanah ini dijadikan solusi dan terus ditingkatkan
pemanfaatannya untuk menghadapi permasalahan kekeringan yang datang pada musim
kemarau.
B.
Kecamatan Karangmojo (Tempat Studi
Kasus)
Merupakan wilayah penyangga ibu kota kabupaten yang mempunyai letak strategis penghubung antara
ibu kota kabupaten dengan wilayah Kecamatan Ngawen, Semin dan Ponjong, dan
merupakan jalur utama untuk masuk kota Wonosari dari arah Klaten Jawa Tengah.
Adapun Batas Wilayah :
Utara :
Kecamatan Semin dan Kecamatan Ngawen
Timur : Kecamatan
Ponjong
Selatan : Kecamatan Semanu
Barat
: Kecamatan Wonosari
Penganut kepercayaan/agama penduduk . 18
Agama Islam : 10.294 orang
Katolik : 478 orang
Kristen : 2.633 orang
Dilihat dari data diatas, perkembangan agama Islam masih lebih banyak dari perkembangan agama
lainnya maupun Kristen, tetapi perkembangan agama Kristen masih lebih banyak
daripada agama lainnya. Sedangkan perkembangan agama Islam jauh lebih banyak
dari perkembangan agama lainnya. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut : di
Karangmojo Melihat data di atas meski kurang lengkap. Perkembangan agama Islam dari tahun 2006 sd 2013 ( Selama 6 tahun )
Data kependudukan di Kecamatan
Karangmojo.[2]
A .
Jumlah Tempat Ibadah :
No
|
JENIS
|
2006
|
2007
|
2012
|
2013
|
|
Mushola
|
42
|
42
|
116
|
116
|
|
Masjid
|
105
|
105
|
108
|
108
|
|
Gereja
|
16
|
16
|
16
|
16
|
B. Jumlah Sekolah
No . Jenis
|
2006
|
2007
|
2012
|
2013
|
|
38
|
38
|
38
|
38
|
|
47
|
47
|
60
|
60
|
|
3
|
6
|
8
|
8
|
4. TK
|
38
|
40
|
45
|
45
|
|
47
|
50
|
60
|
60
|
|
3
|
5
|
8
|
8
|
7. SMPN
8.
SMP s
|
3
3
|
3
3
|
6
6
|
6
6
|
|
4
|
4
|
8
|
8
|
10. MAN
|
4
|
4
|
11
|
11
|
11. SMK
|
3
|
3
|
6
|
6
|
12.
SMUN
13.
SMU
|
1
1
|
3
4
|
3
3
|
11
13
|
14.
SLB
|
1
|
1
|
1
|
1
|
- Pondok Pesantren Al Hadid
Membaca Sejarah berdirinya Al Hadid, Dasar Pemikiran
serta karya nyata pondok pesantren yang baru didirikan pertengahan tahun 2007,
tepatnya bulan Juni 2007 patut disyukuri bahwasanya di tengah-tengah kondisi
sosial-ekonomi yang memperihatinkan, Allah SWT telah memberi hidayah kepada
seorang hambaNya untuk peduli kepada sasama muslim dan datang ke suatu tempat
yang sangat membutuhkan uluran tangan orang
- orang beriman , merintis dakwah di tempat itu. Bukan hanya
dakwah bil lisan tetapi jelas jihadnya menghalau missionaris, menguatkan aqidah
orang-orang yang sudah memiliki iman Islam tetapi pengetahuan agamanya masih
minim, memperbaiki aqidah dengan program ” Rehabilitasi Aqidah”, membantu pengadaan sarana ibadah (listrik,
penampungan air, mushola) dan program-program lainnya yang dilaksanakan di
Pondok Pesantren itu membuat masyarakat/penduduk setempat menjadi tercerahkan.
Itulah dakwah bil hal yang seharusnya didukung turut serta dalam perjuangan
dakwahnya. Sebuah contoh & teladan dari saudara-saudara sesama yang diberi
hidayah oleh Allah. Beginilah seharusnya orang Islam mengamalkan ajaran Islam sehingga terbukti
bahwa Islam Rohmatan lil alamin. Kajian ini menjawab permasalahan pertama. Untuk menjawab
pertanyaan yang kedua : Metode apa agar dakwah kita tepat sasaran? maka
jawabannya ada dalam pembelajaran terus menerus
yang dilakukan oleh Al Hadid, karena dari waktu ke waktu Al Hadid terus
menerus belajar dari pengalaman amaliyahnya, jadi bila menemukan cara /metode
yang lebih baik untuk meningkatkan kesadaran beragama (Islam), meningkatkan
ketaqwaan bersama, membuat suasasan sakinah dan persaudaraan yang akan lebih mendekatkan semua pada ridha Allah,
maka cara-cara berdakwah terus ditingkatkan. Mengajak kembali orang-orang yang
pernah tersesat pemikirannya dengan cara yang baik dan lembut agar tidak
menimbulkan pertengkaran dan kebencian. Sedangkan jawaban untuk pertanyaan yang
ketiga : Apa faktor-faktor pendukung keberhasilan dakwah? Maka jawabannya
adalah Ilmu, Amal dan Ikhlas. Ilmu : Tidak boleh berhenti belajar untuk
menambah & mendalami Islam, Mengamalkan ilmu yang sudah Allah SWT berikan
dengan ikhlas. Belajar dari cara mereka (missionaris) berkarya, maka ilmu nya bisa kita terapkan pada cara dakwah kita
seperti halnya Pondok Pesantren Al Hadid karena sebetulnya ajaran Islam itu
sudah sempurna, lengkap dan sangat rasional dan fitrah. Waktu-waktu solat
adalah batasan-batasan waktu agar disiplin. Ikhlas ; Bagaimana bersuci
untuk memulai ibadah adalah ajaran Islam tentang muamalah yang dilakukan harus
dengan ikhlas, lebih gigih untuk menghalau kemalasan dan kebodohan. Ilmu ; dibutuhkan untuk beribadahharus dengan ilmunya, maka
keimananpun akan meningkat sesuai dengan ilmu yang dimiliki seseorang.
D. Pendidikan di Pondok Pesantren Al Hadid
Pendidikan di Pondok Pesantren Al Hadid merupakan
Pendidikan terpadu, artinya santri-santri yang mondok di Pesantren juga
mendapat pendidikan di sekolah di luar Al Hadid.
I.
Beberapa sekolah yang dijadikan sekolah rujukan oleh Pesantren Al Hadid
diantaranya :
1. SDN 4
Karangmojo Kelas 1-6 :
3 orang
2. MTSN kelas 7-9 : 16
orang
3. MIN Karangmojo :
5 orang
4. SMP Pembangunan
Kelas 7-9 : 12
orang
5. SMA Pembangunan kelas 10-12 :
30 orang
6. SMA N 1 Karangmojo 10-12
: 19
orang
7. STAI Yogyakarta : 1 orang
II. Jumlah
murid dari Sekolah- sekolah rujukan tsb :
1.
SDN 4
Karangmojo Kelas 1-6 :
52
2.
MTSN kelas 7-9 :
187
3.
SMP Pembangunan
Kelas 7-9 : 92
4.
SMA Pembangunan kelas 10-12 :
275
5.
SMA N 1 Karangmojo 10-12 : 320
6.
STAI Yogyakarta. :
1
III. Masjid Binaan Pondok Pesantren Al Hadid
Mesjid binaan Pondok Pesantren Al Hadid
menyebar di sekitar kabupaten Gunungkidul. Dengan metode berdakwah Praktek
Dakwah Lapangan (PDL) , Al Hadid
berhasil mencontohkan ajaran Islam dengan
baik kepada masyarakat binaan dan sekitarnya.
Tabel A.
Masjid Binaan Al Hadid. [3]
No
|
NAMA MESJID
|
WILAYAH
|
|
01.
|
Al Hidayah
|
Melikan, Rongkop
|
|
02.
|
Al Hidayah
|
Petir B, Rongkop
|
|
03.
|
Al-Amin
|
Watumengkurep,Rongkop
|
|
04.
|
Al Fajr
|
Ploso, Rongkop
|
|
05.
|
Al Rohman
|
Goa Karang Rongkop
|
|
06.
|
Baitul Hidayah
|
Kendal, Rongkop
|
|
07.
|
Al Ikhtiyar
|
Songwaluh, Rongkop
|
|
08.
|
Al Jabar
|
Petir B, Rongkop
|
|
09.
|
Al Amin
|
Giring, Paliyan
|
|
10.
|
Al Hidayah
|
Sodo, Paliyan
|
|
11.
|
Al Hidayah
|
Bandung, paliyan
|
|
12.
|
Al Fajri
|
Jati, Semanu
|
|
13.
|
Al Hidayah
|
Nongkosingit, Semanu
|
|
14.
|
Al Hidayah
|
Ngepoh, Girisubo
|
|
15
|
Al Balad
|
Karanggede, Girisubo
|
|
16
|
Al Rofi’ah
|
Gempol , Girisubo
|
|
17.
|
Al Hidayah
|
Ngasem, Girisubo
|
|
18.
|
Al Mu’minun
|
Banagung, Girisubo
|
|
19.
|
Al Muttaqin
|
Karangngawen, Girisubo
|
|
20.
|
Al Hidayah
|
Karangngawen ,Girisubo
|
|
21.
|
At Taqwa
|
Karangngawen, Girisubo
|
|
22.
|
Al Muttaqin
|
Wonontoro, Girisubo
|
|
23.
|
Al Hidayah
|
Pucung, Girisubo
|
|
24.
|
Al Hidayah
|
Papringan, Girisubo
|
|
25.
|
Al Mukhsinin
|
Wonontoro, Girisubo
|
|
26.
|
Al Islam
|
Paleman ,Girisubo
|
|
27.
|
Baitul Azis
|
Kendal, Girisubo
|
|
28.
|
Al Falah
|
Kandri, Girisubo
|
|
29.
|
Al muhajirin
|
Kembang, Girisubo
|
|
30.
|
Al Amin
|
Ngasem Girisubo
|
|
31.
|
An Nur
|
Pudak, Girisubo
|
|
32.
|
Al Fatah
|
Piji, Girisubo
|
|
33.
|
At Taqwa
|
Manukan, Girisubo
|
|
34.
|
Al Ikhlas
|
Klumpit, Girisubo
|
|
35.
|
At Taqwa
|
Ngelo, Girisubo
|
|
36.
|
Al Jihad
|
Tlaseh, Girisubo
|
|
37.
|
Al Ikhlas l
|
Langsep, Girisubo
|
|
38.
|
Ar rohman
|
Senggani, Girisubo
|
|
39.
|
Al Mu’min
|
Karanglor, Girisubo
|
|
40.
|
Nurul Huda
|
Jaran Mati, Girisubo
|
|
41.
|
Al Janah
|
Jepiti, Girisubo
|
|
42.
|
Al Mujahidin
|
Jepiti, Girisubo
|
|
No
|
NAMA MESJID
|
WILAYAH
|
|
43.
|
Al Muhajirin
|
Teken , Girisubo
|
|
44
|
Usman Bin Afan
|
Usman Bin Afan
|
|
45.
|
Al Muttaqin
|
Karangngawen, Girisubo
|
|
46.
|
Al Mutaqin
|
Karangngawen. Girisubo
|
|
47.
|
Al Mukhsin
|
Kembang, Girisubo
|
|
48.
|
Al Jihad
|
Jepiti, Girisubo
|
|
49.
|
As Salam
|
Ngestirejo, Tanjungsari
|
|
50.
|
Al Hidayah
|
Ngestirejo, Tanjungsari
|
|
51.
|
Al Hikmah
|
Keruk, Tanjungsari
|
|
52.
|
Kunang
|
Banjarrejo, Tanjungsari
|
|
53.
|
Darusalam
|
Ngestirejo, Tanjungsasi
|
|
54.
|
Al Faizin
|
Sangeni, Tanjungsar
|
|
55.
|
Adim Yati
|
Ngestirejo, Tanjungsari
|
|
56.
|
Al Hidayah
|
Hargomulyo, Gedngsari
|
|
57.
|
Al Falah
|
Tawangsari, Gedangsari
|
|
58.
|
Al Hidayah
|
Gandu Mertelu, Gedangsari
|
|
59.
|
Al Amin
|
Wunut, Tepus
|
|
60.
|
Al Hidayah
|
Gupakan, Tepus
|
|
61.
|
Al Hidayah
|
Lempeng Ngawen, GK
|
|
62.
|
Al Hidayah
|
Bankan Karangmojo, GK
|
|
63.
|
Al Islam
|
Ngrombo, Karangmojo, GK
|
|
64.
|
Al Muslim
|
Pengkol, Karangmojo
|
|
65.
|
Al Amin
|
Watumengkurep, Rongkop
|
|
66.
|
Ja’far Bin Abi Tholib
|
Ngelo,Petir, Rongkop,
Gunungkidul.
|
|
67.
|
Al hidayah
|
Surodadi Ponjong, GK
|
|
No
|
NAMA MESJID
|
WILAYAH
|
|
68.
|
Al Mubarok
|
Ngawis Karangmojo, Gunungkidul
|
|
69.
|
Al Ma’ruf
|
Watusigar, Ngawen, Gunungkidul.
|
|
70.
|
Al Ikhlas
|
Watusigar, Ngawen
|
Tabel B. Jumlah Tempat Beribadah di Karangmojo
No
|
JENIS
|
2006
|
2007
|
2013
|
|
Mushola
|
42
|
42
|
116
|
|
Masjid
|
105
|
105
|
108
|
|
Gereja
|
16
|
16
|
16
|
Tabel C.
Jumlah Sekolah
No . Jenis
|
2006
|
2007
|
2012
|
2013
|
1. TK
|
38
|
38
|
38
|
38
|
2. SDN
|
47
|
47
|
60
|
60
|
3. MI
|
3
|
6
|
8
|
8
|
4. TK
|
38
|
40
|
45
|
45
|
5. SDN
|
47
|
50
|
60
|
60
|
6. MI
|
3
|
5
|
8
|
8
|
|
3
3
|
3
3
|
6
6
|
6
6
|
|
4
|
4
|
8
|
8
|
|
4
|
4
|
11
|
11
|
|
3
|
3
|
6
|
6
|
|
1
1
|
3
4
|
3
3
|
11
13
|
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Tabel D. Sosial Budaya& Kepercayaan /Agama
Keprcayaan
/Agama
|
2006
|
2007
|
2012
|
||
.
|
Islam
|
50.676
|
50.676
|
60.970
|
|
Katolik
|
1.350
|
1.350
|
1,828
|
||
Kristen
|
517
|
517
|
3.150
|
||
Budha
|
-
|
-
|
-
|
||
Hindu
|
-
|
-
|
8
|
||
E.Bukti Perpindahan Agama
|
1.
Gua Maria Tritis
Gua Maria Tritis menjadi oase batin bagi para peziarah yang haus akan
kedamaian dan ketenangan jiwa. Tempat yang sarat cerita ini juga menyimpan
keindahan gua yang mempesona. Gua Maria Tritis merupakan salah satu gua alami
yang ada di deretan perbukitan karst Gunungkidul dan dijadikan sebagai tempat
peziarahan umat Katholik. Dinamakan Tritis karena selalu ada air yang menetes (tumaritis)
dari stalaktit yang ada di langit-langit gua. Pada mulanya gua ini merupakan
tempat yang sepi dan angker sehingga tidak banyak orang yang berani
memasukinya. Oleh karena itu, gua ini sering dijadikan sebagai tempat pertapaan
dan menjadi tempat persinggahan beberapa pangeran dari Kerajaan Mataram. Gua ini mulai dikenal oleh umat Katholik
pada tahun 1974, yakni pada saat digunakan sebagai tempat Ekaristi Natal.
Mulai saat itu Gua Tritis diberi tambahan nama Maria dan menjadi tempat favorit
para peziarah.Untuk mencapai gua, peziarah harus berjalan kaki membelah ladang
jati, melewati jalan setapak yang berkelok di antara bukit-bukit karang yang
tandus. Ada dua pilihan rute untuk mencapai lokasi Gua Maria Tritis, yakni rute
panjang sekitar 1,5 km dan rute pendek sejauh 500 meter. Peziarah yang
melakukan jalan salib biasanya melewati rute panjang dengan 14 stasi pemberhentian
yang dilengkapi diorama kisah sengsara Yesus. Pada stasi ke 12 dibangun 3 buah
salib di bawah bukit yang menggambarkan penyaliban Yesus bersama 2 orang
penjahat. Hari menjelang senja tatkala YogYES tiba di parkiran Gua Maria
Tritis. Suasana begitu sunyi dan hening, hanya ada derik serangga dan sesekali
hembusan angin yang bergesekan dengan daun-daun jati. Bergegas YogYES berjalan
menyusuri jalan batu yang membentang di depan. Setelah melawati stasi demi
stasi, relung gua yang dihiasi stalaktit dan stalagmit menyambut. Sebuah patung
Maria yang sedang berdoa berukuran besar diletakkan di salah satu sudut. Altar
perjamuan kudus yang terbuat dari batu alam berhiaskan aneka bunga terlihat di
tengah gua. Sedangkan tempat duduk umat hanya berupa hamparan karpet. Nuansa
alami dan sederhana begitu terasa di gua ini. Saat bulan Mei dan Oktober, Gua
Maria Tritis ramai dikunjungi peziarah sebab bulan-bulan tersebut merupakan
bulan Maria. Sedangkan bagi peziarah yang ingin mengikuti ibadah Novena di gua
ini dapat datang pada minggu pertama di tiap bulannya. Mentari sudah kembali ke
peraduannya saat saya bersimpuh di depan patung Maria. Pendar lilin yang
bergoyang tertiup angin seolah memberi petunjuk bahwa masih ada harapan di
tengah gelap dan carut-marutnya keadaan dunia. Bunyi air yang menetes dari
beberapa stalaktit menjadi melodi indah yang mengiringi permenungan diri, ada
damai yang menelusup di relung hati.
2.
Hasil Wawancara
Seorang wanita berumur krang lebih
40 tahun an penduduk sekitar Goa Maria Tritis, pekerjaannya berladang, dia
mengaku ketika kecil sampai remaja dia beragama Islam (tercatat dalam KTP).
Suatu saat datang seorang tamu yang mengaku sedang member pelajaran penginjilan
untuk masyarakat sekitar daerah Goa tersebut. Ternyata tamu itu adalah seorang
Pendeta dari Jakarta. Tamu itu akhirnya menjadi penduduk pendatang dan
memberinya tugas untuk menerima tamu dan mengantar para tamu ke Goa Tritis.
Setelah sering bertemu dan diajak berdialog dengan pendeta tsb (Romo) sedikit
demi sedikit pemikiran/pemahamannya berubah kea rah agama Katolik, sampai
akhirnya dia mengikrarkan diri menjadi penganut agama Katolik, dan berganti
nama dengan nama katolik, menjadi nama baru : Fransisca. Kami sempat
berbincang-bincang dengan Ibu Fransiska
sehingga dia sempat berujar : “ Terkadang saya juga tidak yakin… Islam ataukah
Katolik agama yang benar?”.[4]
Katolik seperti dirinya. Ada pertanyaan yang seharusnya menjadi
pembelajaran bagi umat Islam .
3.
Kelemahan Umat Islam
a. Ukhuwah Islamiyah masih dalam tataran teoritis (belum implementatif).
Sementara Lembaga Kristen mampu membangun teologi “unity & diversity”
(Bhineka Tunggal Ika) yang dikenal dgn istilah “Kesatuan Tubuh Kristus” (unity
of body Christ) yang implementatif.
b. Dakwah Islam masih bersifat internal
(belum secara intensif ke arah eksternal & global)Sementara Lembaga Kristen
sangat misioner, menembus wilayah eksternal dan global.
c. Masalah Kemiskinan Umat yang belum ditangani secara serius Sementara
Umat Kristiani melakukan penginjilan ganda: Penginjilan Konvensional (Conventional
Gospel) dan Penginjilan Sosial (Social Gospel) Ã yang
kemudian berkembang menjadi proyek Pemberdayaan Masyarakat (Community
Development). Bagi umat Islam sendiri sebetulnya hal diatas sangat
meresahkan. Karena gerakan tersebut masih belum terlihat nyata, belum seluruh
umat islam mengetahuinya, meski ada beberapa yang peka terhadap perkembangan
agama lain,umat Islam belum punya keberanian untuk membuat pergerakan yang
nyata dan hebat. Mengamati hal ini para muallaf bergerak untuk
mengkomunikasiknnya kepada umat Islam sehingga ada upaya untuk mengatasinya.
Untuk memandingi perjuangan missionarism maka umat Islam harus bangkit punya
rasa percaya diri sehingga dirumuskan untuk mencari solusinya .
d.
Upaya Umat
Islam Dalam Dakwah
( Faktor-faktor
pendukung keberhasilan dakwah)
a. Program pendidikan yang bisa menandingi
program non muslim misalnya mendirikan
pesantren da’i Lintas Umat
b. Membentuk Relawan Aqidah
c. Membuka Sekolah Berbasis
Internasional Yang Islami (Network Enforcement).Membangun media-massa Islam yang
cerdas dan berani Menguasai Media
Massa (Cetak & elektronik) TV
(Jaringan TV Berita Profesional yang Islami= SYIAR TV) Radio (Radio Jaringan Suara Arimatea Multazam)
Riset & Pengembangan. Umat
harus bahu membahu . Kesadaran sampai tingkat
membantu dari umat Islam (Clearing of poor & marginalisation) bahu
membangu untuk membangun masyarakat yang tangguh menghadapi tantangan zaman.
d. Penggalangan Dana
Kepada para simpatisan , donator, dan
orang-orang yang sudah iberi kelebihan rejeki, Pesantren ini menerima wakaf
berupa uang yang akan dimanfaatkan untuk membebaskan tanah dari masyarakat
terdekat , kemudian tanah itu akan dimanfaatkan untuk memperluas bangunan
pesantren, meningkatkan pendidikan masyarakat .
Beberapa judul buku yang sudah tersebar :
·
Injilku
yang ternoda
·
Menghalau Missionaris dan Missinya
·
Investasi Abadi
·
Syahadat Menghancurkan Salibku
·
Mana yang Benar, Islam atau Kristen?
·
Puasa dan Sholat Pertama Seorang
Muallaf.
Dalam bukunya, Yusuf Ismail Alhadid menyatakan :
Kurikulum pelajaran yang ada di pesantren Al-Hadid ini
adalah pola kurikulum dakwah terpadu, karena memang santri yang lulus dari
Pesantren ini diharapkan bisa langsung melaksanakan tugas sebagai da’i,
kemudian berdakwah secara nyata di masyarakat. Santri yang ada di pesantren ini
semuanya mukminin sehingga karakternya dibentuk dalam pengawasan
dan pembinaan Pesantren Al Hadid selama dua puluh empat jam . Di dalam Pesantren ini diterapkan
juga sistem Islam rohmatan lil Alamin, sehingga siapa saja,
dari mana saja, selama niatnya baik dan memiliki semangat belajar, kami terima
dengan senang hati. Kami budayakan semangat disiplin belajar yang tinggi untuk santri kami. Kami menjauhkan
diri dari berbicara tentang ghibah,
politik dan fiqroh (kelompok-kelompok
Islam) yang pada akhirnya menjebak umat kepada perpecahan . Di Pesantren ini
yang dibicarakan hanyalah; ilmu dan dakwah yang akan menebar manfaat untuk
umat. Selama tiga tahun (2007-2010)
perjalanan pesantren ini , alhamdulillah
dakwah kami mulai menampakkan hasil . Kami dikenal dengan nama “Pondok
Pesantren Syahadat Massal”. Data yang menarik adalah ; Pesantren ini sepanjang
tahun 2007 tidak kurang dari 370 non muslim disyahadatkan secara massal. Tahun
2008 sejumlah 70 orang, tahun 2009:60 orang.
Pesantren ini tidak hanya mensyahadatkan saja, spesialisasi adalah
pembinaan muallaf dengan kurikulum terpadu. Menempatkan seorang da’i
ditempat-tempat muallaf. Membina dan membimbing mereka sampai menjadi muslim
yang baik. Mensyahadatkan , membina muallafnya. Al Hadid mengukir sejarah
di tahun 2009, dengan melakukan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mengundang
pendeta, pastur, dan semua jemaat gereja se- Kabupaten Gunungkidul.
Agenda
acara tersebut adalah membacakan Shirah
Nabawi (Kisah Nabi Muhammad SAW), mengadakan dialog terbuka dan membagikan terjemah Al-Qur’an berisi index tentang kedudukan Nabi Isa As
dan Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur’an.[5]
Jawaban dari permasalahan umat Islam :
a.
Umat Islam dalam menjalankan dakwah, seharusnya :
a.
Profesional
Umat Islam seharusnya
berdakwah dengan profesional, berilmu
tidak hanya sebatas ilmu agama saja, interkoneksitas antar ilmu sains sebaiknya
ditingkatkan.
b.
Aplikatif
Tidak hanya teori saja
dalam dakwahnya , tetapi harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Metode yang dipakai agar dakwah tepat sasaran :
- Menghadapi kondisi alam
Penguatan aqidah agar
mereka tidak putus asa dalam menghadapi tantangan kondisi alam untuk tetap
berjuang dalam menggapai kesejahteraan yang lebih baik
- Menghadapi kemiskinan
Meningkatkan keterampilan
masyarakat dengan mengadakan pelatihan-pelatihan agar SDM meningkat,
meningkatkan pendidikan , memberi bantuan kepada lansia.
- Mengatasi ketertinggalan pendidikan
Memberi bantuan berupa
beasiswa kepada yatim,dhuafa dan
anak-anak muda/ remaja agar menumbuhkan semangat juangnya dengan lebih baik
- Berdakawah dengan cara baik (S 16: An-Nahl ayat 125)
ادْعُ Ø¥ِÙ„َÙ‰ سَبِيلِ رَبِّÙƒَ بِالْØِÙƒْÙ…َØ©ِ ÙˆَالْÙ…َÙˆْعِظَØ©ِ
الْØَسَÙ†َØ©ِ ÙˆَجَادِÙ„ْÙ‡ُÙ…ْ بِالَّتِÙŠ Ù‡ِÙŠَ Ø£َØْسَÙ†ُ Ø¥ِÙ†َّ رَبَّÙƒَ Ù‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ
بِÙ…َÙ†ْ ضَÙ„َّ عَÙ†ْ سَبِيلِÙ‡ِ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ Ø£َعْÙ„َÙ…ُ بِالْÙ…ُÙ‡ْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk
Agar tidak menimbulkan
kebencian, maka bekal dakwah umat Islam adalah firman Allah SWT ini. Cara berlaku untuk memperkenalkan ahlakul
karimah kepada non muslim agar dengan kelembutan dan kasih sayang agar tidak
menimbulkan kebencian bagi mereka. Untuk mengatasi kemurtadan, maka dakwah
harus tetap dijalankan sebgai penguatan aqidah bagi masyarakat, baik yang masih
awam maupun yang sudah mulai mengenal Islam. Membentuk team yang bersinergi
dari segala sisi ilmu, membentuk relawan
dakwah agar dakwah tetap berkesinambungan.
c. Faktor pendukung keberhasilan dakwah:
1.
Bekerjasama dengan pemerintah setempat
2.
Keikhlasan para dai’i untuk tetap bersabar
menghadapi berbagai typikal / karakter orang.
3.
Penggalangan dana yang amanah demi mensejahterakan
Da’i maupun masyarakat sekitar agar syiar dan
dakwah tetap berlangsung.
informasi ini baru sebagian dari informasi yang agak lengkapnya. Insya Allah akan dilanjut pada edisi berikutnya.Semoga bermanfaat.
ReplyDeleteMari berdonasi untuk mereka. Karena aksi ini hanya aksi sosial biasa, kami belum melanjutkan dengan mendirikan yayasan, untuk sementara pengelolaan dana, pengumpulan donasi di salurkan atas nama :BRI an. Erna Garnasih 1244-01-0000-40-536.
ReplyDeleteTerimakasih atas perhatiannya.Laporan Keuangan akan di publikasikan di Blogg ini secara transparan seperti yang sudah berlalu. Semoga Allah SWT meridhoi amal ibadah kita semua.aamiin.
Post a Comment