Mengapa Harus Jadi Hartawan? (artikel-I)

Laporan: Rihlah Dakwah

Keterkaitan dakwah di pelosok dengan dakwah di lingkup Internasional

Kegiatan Dakwah sekecil apapun sama berartinya dengan kegiatan dakwah Internasional.Semua jenis  kegiatan dakwah tidak ada yang tidak berarti. Kalaulah kami mengambil bagian hanya bagian keciiil saja dari permasalahan yang harus dihadapi saudara kita di pelosok gunung batu yang terjal  dan hutan jati seperti di pedalaman Gunungkidul, semoga saja langkah kami akan diikuti oleh saudara-saudara kita yang sudah lebih dulu menjadi hartawan,  belum sempat menoleh saudara-saudara kita disana. Saudara-saudara kita di Gunungkidul   sangat membutuhkan perhatian dan perwujudan kerja kita (PDL = Praktek Dakwah Lapangan ) sebagaipembuktian bahwa : ISLAM ADALAH ROHMATAN LIL ALAMIN, mari kita simak paparan KH.Cholil Nafis tentang  : "Pentingnya Orang Islam Menjadi Hartawan". 

Saudara- saudara kita di Gunungkidul  tidak hanya membutuhkan   ilmu untuk beribadah tapi juga ilmu bagaimana agar mereka bisa meraih hari esok yang lebih baik, yaitu, kesejahteraan lahir-batin, untuk meningkatkan iman dan taqwa mereka., sebagai jalan bagi kita semua meraih Ridho Allah Swt.

Kondisi bumi Gunungkidul adalah  bumi ( tanah) yang sulit ditanami tanaman pangan. Daerah itu daerah "Gunung Batu" benar-benar material batu, berwarna hitam , menutupi permukaan bumi. Dikala musim hujan bisa tumbuh tanaman liar/semak belukar yang menghijau, tetapi tidak bisa ditanami padi jenis padi sawah, disana hanya bisa ditanami padi huma (tanpa) air yang panennya hanya bisa  sekali satu tahun  (satu musim). Padahal kalau jenis padi yang tumbuh di sawah, bisa 3 x panen dalam setahun. Informasi ini kami peroleh dari penduduk setempat. 


Bagamana memenuhi kebutuhan akan air untuk kehidupan sehari-hari selama musim kemarau? Mereka mendapatkannya dengan MEMBELI AIR ( saya kurang faham siapa, fihak mana , pemerintahkah atau masyarakat yang punya persediaan air  ketika saat kemarau tiba).selama kemarau yang kurang lebih 4-6 bulan, satu keluarga membutuhkan 15-18 bak penampungan volume 5000 liter lebih, harganya 150 ribu rupiah per penampungan. Jadi harga air untuk satu musim kemarau saja  : 18 x 150 ribu rupiah. Padi yang harus disimpan untuk makan sehari-hari selama satu tahunpun harus  mereka hitung dengan tepat. Jadi tidak ada kelebihan padi untuk dijual untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Begitu kira-kira hasil dialog kami (team PDL) ketika mengadakan kunjungan ke daerah " Ngampel "  , Gunungkidul. (Link artikel selengkapnya KLIK DISINI !) 

Post a Comment

Previous Post Next Post