Titik Awal

Kusempatkan mengabadikan Tapal Batas,emoga menjadi kenangan awal tiangpancang Dakwah ku
CERPEN
Oleh : Erna Garnasih
lagi-lagi....."Gunungkidul"
2012, Mei, tanggal 30 ( Saat menunggu mahasiswa melakukan Ujian  jam I )
Ada yang ingin kutulis.
            Tanggal empat Oktober 2007 sudah lama kutinggalkan dari jejakku. Menurut hitungan hari pun sudah 5 x 366 hari, jadi sudah 1830 hari yang lalu.Kuhitung jejak hariku yang lain : Tiga puluh tahun bukan waktu yang singkat untuk menghapus kenangan, mestinya sudah terhapuskan seperti layaknya jejak kaki yang tertimpa hujan.tapi untuk cerita satu ini memang lain. Aku hanya ingin cerita ini menjadi “cermin” bagi anak- cucu ku kelak.
Mungkin bisa  kumulai dengan mengenang sebuah peristiwa kecil yang menimpa seorang pemuda yang salah membaca spanduk yang terpampang di sebuah Bis. Tertulis : Sekolah Analis Kimia /SAKMA- Bogor. Menjadi terbaca SNAKMA – Bogor.
            Perjumpaan kami memang tidak sempurna, walaupun pertemuan itu  tidak disengaja, maka terjadi juga sebuah perkenalan. Dan menjadi sejarah yang tidak bisa dihapuskan dari kenanganku. Aku yakin hal ini pun menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam kehidupannya.
“ Gunungkidul”  : Nama tempat itu kukenal untuk pertama kalinya tigapuluh satu tahun yang lalu dalam  sepucuk surat dari seorang laki-laki berusia 22 tahun. Akupun berusia yang sama pada saat itu. Laki-laki itu memeperkenalkan nama sebuah tempat yang terletak di pedalaman Yogyakarta, terletak di sebuah kabupaten, tapatnya kabupaten Gunungkidul. Tersebutlah sebuah dusun : “Karangmojo”- Wonosari mungkin nama kecamatannya. Dusun itulah tempat kelahirannya, tempat dimana dia dibesarkan, dari mulai masa kecil. Konon katanya tempat itu tandus , kering  dan gersang, sehingga tanah itu menyebabkan tidak suburnya tanah untuk bercocok tanam. Karena gersangnya tanah tersebut, maka jadilah daerah yang miskin dan tertinggal  sehingga penduduknya sulit untuk mendapat informasi tentang kemajuan daerah lainnya. Termasuk sulitnya informasi tentang pendidikan maupun kesejahteraan kehidupan masyarakatnya. Kepala sekolah (Guru) jabatan ayahnya. Berladang di tanah tandus karya selingannya. Pemuda itu menceritakan betapa getirnya masa kecilnya
ketika sang ayah harus mendekam di “Camp” karena tuduhan pemerintah terhadapnya bahwa dia adalah anggota partai terlerang saat itu.
            Tidak ada yang istimewa dari pemuda itu kecuali kesederhanaan penampilannya, pendiam, dan berwajah “beku”, meski sesekali bisa tersenyum.
Gunungkidul bukan tempat yang bersejarah bagiku. Tetapi dalam sejarah hidupku, nama tempat itu nyaris terpatri abadi dalam setiap cerita yang kudengar tentang apapun.
Gunungkidul- Wonosari- Karangmojo ; akupun baru sempat mengunjunginya 27 tahun setelah aku   mengenal nama tempat itu. Tentu kondisinya sudah berubah banyak, berbeda    dari yang diceritakan pemuda itu. Kini sudah hijau royo-royo, pertanda tanah itu sudah mulai subur sejak lama.
            Kemiskinan- kebodohan- dan Kristenisasi :
Semua tanpa kusengaja sering kutemukan buku yang isinya menceritakan  tentang Gunungkidul. “Ujian  Kehidupan “ bagiku selalu datang melalui cerita tentang Gunungkidul.
Ya…….hanya “sebuah cerita” . Allah Swt selalu mengujiku melalui cerita tentang Gunungkidul-Karangmojo.Dalam catatan MUI, daerah itu menjadi sasaran misionaris karena kemiskinannya, dan sukses bagi mereka.
Aku sudah pasrah, angkat tangan dan menyerah pada Allah Swt ketika lagi-lagi……….tentang Gunungkidul. Suatu ketika temanku memberiku buku bacaan , dan dia bilang :
“ Bulan Puasa ini aku di undang ceramah di pesantren AL-Hadid, di Gunungkidul…., dan baca dulu deh buku ini, nanti kan akan tahu……siapa pemilik yayasan Al-Hadid itu”
Aku tidak mungkin berdiri sendiri diri untuk menjadi orang yang kuat berjuang sendiri dalam dakwah, Aku hampir  putus asa & menyerah untuk menjalani hidup di Jalan Dakwah. Aku ingin jalani hidup biasa saja. Tapi….lagi-lagi Allah swt memunculkan nama itu disaat aku sudah berniat nama itu akan kukubur dalam dalam dari ingatanku.
Buku pemberian kawanku berjudul : SYAHADAT MENGHANCURKAN  SALIBKU, lalu kubaca karena penasaran…..hemh…..isinya lagi-lagi……tentang seseorang (sekeluarga pendeta ) yang diberi hidayah untuk ber-Islam. Alhamdulillah! Berarti…..banyak sudah orang-orang Kristen yang tersadarkan akan adanya “kebenaran” . Subhanallah! Tentu atas pertolongan Allah-lah itu terjadi dan akhirnya hidayah itu benar-benar membuktikan pada mereka bahwa Islam adalah Rohmatan lil alamin. Dihalaman  akhir buku itu tertulis dengan jelas sebuah alamat :
PONDOK PESANTREN AL-HADID
Karangmojo I. RT01/RW07 . Desa Karangmojo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul D.I. Yogyakarta 55891. Telp 0274-8376110
Dihalaman tersebut ada catatan : Penawaran , Kepada Bapak/ Ibu yang memiliki/mengenal Muallaf bermasalah, silahkan menghubungi kami, untuk kami bina dan kami arahkan ke-Islam-annya. 
       Saat-saat terakhir kondisi hatiku
       Aku merasa patah hati karena seseorang menorehkan cintanya dengan cara yang menyakitkan.Aku merasa patah hati karena ISLAM–ku terlecehkan, Aku merasa patah hati karena Islam-ku dicemoohkan.
Tetapi kini aku bersyukur
Karena Allah telah membuktikan KEMULIAAN ISLAM, melalui seorang pendeta yang akhirnya sekeluarga pendeta itu memeluk Islam (dengan tidak mempermainkan agama , tentu!) Keluarga Pendeta itulah yang mendirikan pesantren Al-Hadid di, Karangmojo. Gunungkidul
Aneh…dan mengherankan…..lagi-lagi…
Ini adalah sebuah keajaiban / ataukah Petunjuk Tuhan?
Penelitian Skripsi ku tentang sosiologi Islam juga ditunjukkan di daerah itu.
Sedangkan, catatan dari Al-Hadid yang tentu saja menggugahku :
Penawaran :
Kepada Bapak/ Ibu yang memiliki/mengenal Muallaf bermasalah, silahkan menghubungi kami, untuk kami bina dan kami arahkan ke-Islam-annya. 
Mengapa Allah Swt selalu saja menggiringku pada kondisi “Berfikir pada keluarga Muallaf yang bermasalah itu???
Padahal aku sudah menemukan jawaban-jawabannya;
JANGANLAH KAU BERSEDIH ATAS KEKAFIRAN MEREKA!
Jakarta, 06 Juli 2011   

Post a Comment

Previous Post Next Post