dslibi, GUNUNGKIDUL--13 warga di Desa Petir, Kecamatan
Rongkop, Gunungkidul mengalami ganguan jiwa. Ironisnya sebagian besar terjadi
karena persoalan asmara.
Pendekatan kemasyarakatan terus dilakukan untuk memulihkan
penyandang gangguan jiwa yang didominasi usia muda.
Kades Petir Sarju mengatakan, upaya untuk menyembuhkan warga
yang mengalami gangguan jiwa tersebut terus dilakukan.
Bahkan beberapa waktu lalu, empat warganya terpaksa
dilarikan ke rumah sakit Grasia Pakem Sleman untuk proses penmyembuhan dan
rehabilitasi.
"Mudah-mudahan ada upaya penanganan serius sehingga
desa kami semakin bebas dari warga yang terkena gangguan jiwa," terangnya,
seperti dikutip dsalibi dari SINDOnews, Selasa(9/2/2016).
Dijelaskan, dari 13 warga yang mengalami gangguan jiwa,
sebagian berhasil ditangani. Namun sebagian juga belum bisa ditangani
sepenuhnya. "Ada yang memgkonsumi obat di rumah sehingga bisa tenang
kembali," bebernya.
Camat Rongkop R. Asis Budiarto membenarkan banyaknya warga
di Desa Petir yang mengalami gangguan Jiwa.
Bahkan kecamatannya, masuk dalam kecamatan dengan
penduduknya banyak yang mengalami gangguan jiwa.
"Memang kita akui Rongkop masuk tertinggi di
Gunungkidul untuk warga dengan gangguan jiwa, dan persoalannya bukan garis
keturunan, namun karena faktor eksternal," ungkapnya.
Menurutnya, banyak kasus gangguan jiwa termasuk depresi
terjadi dan menimpa kalangan pemuda yang merantau.
Kemudian setelah kembali ke kampung halaman, jiwanya
terganggu. "Informasi yang kami peroleh ini karena urusan asmara,"
tandasnya.
Kondisi inilah yang menjadikan penderita gagguan jiwa di
kecamatan Rongkop sebagian besar masih usia produktif.
"Nah Desa Petir memang desa yang paling banyak kasus
pemuda yang mengalami gangguan jiwa ini. Di antaranya ada yang hidup dalam satu
keluarga juga." ungkap Asis.
Namun demikian dia optimistis hal tersebut masih bisa
dikendalikan bersama. Para penderita bisa dikendalikan dengan mengkonsumsi obat
penenang sehingga tidak membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang
lain.
"Kami sudah upayakan untuk mengatasi persoalan ini.
Mereka yang terpantau, kami awasi dan kami tangani serius. Misalnya diberikan
kesibukan, dan terbukti ada yang sembuh dan kembali beraktivitas normal,"
pungkasnya. [Red***]
Post a Comment