Adalah sebuah faham dari segolongan/sekelompok orang
yang berpendapat bahwa dalam Islam (di dalam ayat Al-Quran ada firman Allah
yang mengatakan bahwa Yahudi, Nasroni,dan Shabiin ,(Keyakinan dan cara ibadah
mereka ) dibenarkan oleh Allah dan kelak mereka juga masuk sorga. Jadi dalam
hal ini mereka mepergunakan ayat ini sebagai “dalil” nya. Sekelompok
orang-orang itu yang menamakan dirinya JIL (Jaringan Islam Liberal). Apabila
orang Islam yang sudah mendapat pemahaman yang sesuai dengan Hidayah Nya, maka
akan menerima ayat – ayat itu dengan penjabaran dan pemahaman yang sebenarnya
yang dimaksud Allah swt, menurut para ahli taesir adalah sbb: Mengamati
percakapan Nabi Muhammad dengan Salman dari Hadist tsb diatas, Salman setelah
beriman kepada Nabi Muhammad Saw ia teringat kepada teman-temannya yang telah
meninggal sebelum saatnya kenabian Muhammad tiba. Ia memikirkan
tema-temannya apakah mereka yang sudah meninggal itu berada dalam rahmat
Allah?, kemudian ia menceritakannya kepada Muhammad, namun ketika Muhammad
mengatakan :” mereka di Neraka” Salamn merasa sangat terpukul dia bersedih
seandainya teman-temannya berada di Neraka, kemudian turunlah ayat itu. yang di
maksud Allah : Yahudi , Nasoro dan Shabiin dalam ayat itu adalah mereka yang
hidup pada jaman nabinya masing-masing yang lurus menyembah Allah, dan hari
akhirat serta berbuat amal soleh. Sedangkan yang dimaksud Nabi Muhammad Saw.
Tentang mereka yang berada di Neraka adalah mereka (Yahudi, Nasroni, dan
Shabiin yang hidup di jaman kenabian Muhammad tetapi mereka tidak mengimani dan
tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad ) Mereka yang tetap pada keyakinan nya
yang bengkok itulah yang berada di Neraka, karena sudah jelas bagi orang-orang/
ummat/ manusia yang hidup di jaman kenabian Muhammad haruslah beriman kepada
Allah Yang Esa, hari akhirat dan beramal sholeh andaikata mau selamat di jalan
lurus Nya dan kelak tidak di neraka. Mereka harus meyakini bahwa Allah telah
menyempurnakan agama Islam untuk ummat nabi Muhammad.Ayat 62 pada surat
Al-Baqoroh ini bila dikaitkan dengan
(QS
3 Al-Imron ayat 85) :
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka
tidaklah akan diterima , dan di akhirat ia akan termasuk orang-orang yang
merugi (karena tempat tinggal mereka ialah neraka dimana dimana ia akan menetap
disana untuk selama-lamanya.
Di dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa
orang-orang yang mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima
agamanya. (Ini sudah jelas Firman Allah yang tidak bisa disangkal) Karena agama
yang selain agama Islam tidak diterima oleh Allah, maka mereka akan menjadi
orang-orang yang merugi , kelak tempat mereka adalah neraka. Sedangkan
agama Islam adalah agama yang meng – Esa-kan Allah (Tidak ada tuhan selain
Allah), beriman kepada hari akhirat dan mengikuti Nabi Muhammad.. Bagi mereka
yang ingin selamat maka akan mengikuti nabi, berbuat amal soleh. Sedangkan bagi
yahudi, Nasroni dan shabiin yang hidup dijaman Nabi Muhammad tetapi tidak
mengikuti seruan nabi (karena agama mereka bukan Islam) maka mereka termasuk
oramg-orang yang merugi dan kelak tempatnya adalah di Neraka, Ayat 85 Surat
Al-Imron ini lebih menengaskan bahwa agama yang paling benar adalah agama
Islam, Islam adalah monotheisme, jadi ayat ini menegaskan TIDAK ADA PLURALISME,
maka keterkaitannya dengan QS 2 Al-Baqoroh ayat 62 adalah menjelaskan lagi
bahwa ayat tersebut menyangkal pluralisme. Adapaun
keterkaitannya ayat-ayat tersebut di atas adalah bahwa Islam adalah agama yang
sudah disempurnakan oleh Allah, seperti dalam firman Nya :
Ayat
yang mengatakan tentang telah disempurnakannya Islam menjadi agama ang diridhoi
Allah adalah QS 5 Al-Maidah ayat 3 pada kalimat :
.
Pada hari ini[397] orang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398]
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
Asbabunnujul
( sebab – sebab turunnya ayat ini adalah ):
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Salman bertanya kepada Nabi SAW
tentang penganut agama yang pernah ia anut bersama mereka. Ia terangkan cara
shalatnya dan ibadahnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 62) sebagai
penegasan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat
shaleh akan mendapat pahala dari AllahSWT.
(Diriwayatkan
oleh Ibnu Hatim dan al-Adni dalam musnadnya dari Ibnu Abi Najih yang bersumber
dari Mujahid.) .Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Salman menceritakan
kepada Rasulullah kisah teman-temannya, maka Nabi SAW bersabda: "Mereka di
neraka." Salman berkata: "Seolah-olah gelap gulitalah bumi bagiku.
Akan tetapi setelah turun ayat ini (S. 2: 62) seolah-olah terang-benderang
dunia bagiku." .(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Abdullah bin Katsir yang
bersumber dari Mujahid.) .Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2:
62) turun tentang teman-teman Salman al-Farisi. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir
dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari As-Suddi.) .Surat
Al-baqoroh ayat 62 sama (senada bunyinya) dengan Quran-surat Al-Maidah
ayat 69 :
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja[431] (diantara mereka)
yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
Jadi yang disebut orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan
orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) dalam
ayat tersebut adalah mereka yang berada di jamannya dan yang meng Esakan Allah
SWT. Sedangkan : Jadi yang disebut orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
Shabiin dan orang-orang Nasrani, yang disebut pada jaman sekarang bukanlah
mereka yang ke imanannya seperti mereka dahulu (meng-Esakan Allah.SWT).
Semoga paparan diatas tentang Wahyu dan Pluralisme dapat mencerahkan dan
menambah wawasan para pembaca sekalian, sehingga kita semua tetap berada pada
aqidah yang benar , yaitu.....seperti dalam surat al-Ikhlas :
Katakanlah: "Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang
pun yang setara dengan Dia".
Semoga bermanfaat,aamiiin (TAMAT )
Post a Comment