Wahyu dan Pluralisme-4


Adalah sebuah faham  dari segolongan/sekelompok orang yang berpendapat bahwa dalam Islam (di dalam ayat Al-Quran ada firman Allah yang mengatakan bahwa Yahudi, Nasroni,dan Shabiin ,(Keyakinan dan cara ibadah mereka ) dibenarkan oleh Allah dan kelak mereka juga masuk sorga.  Jadi dalam hal ini mereka mepergunakan ayat ini sebagai “dalil” nya. Sekelompok orang-orang itu yang menamakan dirinya JIL (Jaringan Islam Liberal). Apabila orang Islam yang sudah mendapat pemahaman yang sesuai dengan Hidayah Nya, maka akan menerima ayat – ayat itu dengan penjabaran dan pemahaman yang sebenarnya yang dimaksud Allah swt, menurut para ahli taesir adalah sbb: Mengamati percakapan Nabi Muhammad dengan Salman dari Hadist tsb diatas, Salman setelah beriman kepada Nabi Muhammad Saw ia teringat kepada teman-temannya yang telah meninggal sebelum saatnya kenabian Muhammad tiba. Ia memikirkan tema-temannya  apakah mereka yang sudah meninggal itu berada dalam rahmat Allah?, kemudian ia menceritakannya kepada Muhammad, namun ketika Muhammad mengatakan :” mereka di Neraka” Salamn merasa sangat terpukul dia bersedih seandainya teman-temannya berada di Neraka, kemudian turunlah ayat itu. yang di maksud Allah : Yahudi , Nasoro dan Shabiin dalam ayat itu adalah mereka yang hidup pada jaman nabinya masing-masing yang lurus menyembah Allah, dan hari akhirat serta berbuat amal soleh. Sedangkan yang dimaksud Nabi Muhammad Saw. Tentang mereka yang berada di Neraka adalah mereka  (Yahudi, Nasroni, dan Shabiin yang hidup di jaman kenabian Muhammad tetapi mereka tidak mengimani dan tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad ) Mereka yang tetap pada keyakinan nya yang bengkok itulah yang berada di Neraka, karena sudah jelas bagi orang-orang/ ummat/ manusia yang hidup di jaman kenabian Muhammad haruslah beriman kepada Allah Yang Esa, hari akhirat dan beramal sholeh andaikata mau selamat di jalan lurus Nya dan kelak tidak di neraka. Mereka harus meyakini bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam untuk ummat nabi Muhammad.Ayat 62 pada surat Al-Baqoroh ini bila dikaitkan dengan
(QS 3 Al-Imron ayat 85) :
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka tidaklah akan diterima , dan di akhirat ia akan termasuk orang-orang yang merugi (karena tempat tinggal mereka ialah neraka dimana dimana ia akan menetap disana untuk selama-lamanya.

             Di dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima agamanya. (Ini sudah jelas Firman Allah yang tidak bisa disangkal) Karena agama yang selain agama Islam tidak diterima oleh Allah, maka mereka akan menjadi orang-orang yang merugi , kelak  tempat mereka adalah neraka. Sedangkan agama Islam adalah agama yang meng – Esa-kan Allah (Tidak ada tuhan selain Allah), beriman kepada hari akhirat dan mengikuti Nabi Muhammad.. Bagi mereka yang ingin selamat maka akan mengikuti nabi, berbuat amal soleh. Sedangkan bagi yahudi, Nasroni dan shabiin yang hidup dijaman Nabi Muhammad tetapi tidak mengikuti seruan nabi (karena agama mereka bukan Islam) maka mereka termasuk oramg-orang yang merugi dan kelak tempatnya adalah di Neraka, Ayat 85 Surat Al-Imron ini lebih menengaskan bahwa agama yang paling benar adalah agama Islam, Islam adalah monotheisme, jadi ayat ini menegaskan TIDAK ADA PLURALISME, maka keterkaitannya dengan QS 2 Al-Baqoroh ayat 62 adalah menjelaskan lagi bahwa ayat tersebut menyangkal pluralisme.     Adapaun keterkaitannya ayat-ayat tersebut di atas adalah bahwa Islam adalah agama yang sudah disempurnakan oleh Allah, seperti dalam firman Nya : 
 Ayat yang mengatakan tentang telah disempurnakannya Islam menjadi agama ang diridhoi Allah adalah     QS 5 Al-Maidah ayat 3 pada  kalimat :  .    
Pada hari ini[397] orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 Asbabunnujul  ( sebab – sebab turunnya  ayat ini adalah ):
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Salman bertanya kepada Nabi SAW tentang penganut agama yang pernah ia anut bersama mereka. Ia terangkan cara shalatnya dan ibadahnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 62) sebagai penegasan bahwa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat shaleh akan mendapat pahala dari AllahSWT.
 (Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan al-Adni dalam musnadnya dari Ibnu Abi Najih yang bersumber dari Mujahid.) .Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika Salman menceritakan kepada Rasulullah kisah teman-temannya, maka Nabi SAW bersabda: "Mereka di neraka." Salman berkata: "Seolah-olah gelap gulitalah bumi bagiku. Akan tetapi setelah turun ayat ini (S. 2: 62) seolah-olah terang-benderang dunia bagiku." .(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Abdullah bin Katsir yang bersumber dari Mujahid.) .Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2: 62) turun tentang teman-teman Salman al-Farisi. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari As-Suddi.) .Surat Al-baqoroh ayat 62  sama (senada bunyinya) dengan Quran-surat Al-Maidah ayat 69 :
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja[431] (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
            Jadi yang disebut orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja   (diantara mereka) dalam ayat tersebut adalah mereka yang berada di jamannya dan yang meng Esakan Allah SWT. Sedangkan : Jadi yang disebut orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, yang disebut pada jaman sekarang bukanlah mereka yang ke imanannya seperti mereka dahulu (meng-Esakan Allah.SWT).
Semoga paparan diatas tentang Wahyu dan Pluralisme dapat mencerahkan dan menambah wawasan para pembaca sekalian, sehingga kita semua tetap berada pada aqidah yang benar , yaitu.....seperti dalam surat al-Ikhlas :
 Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
 Semoga bermanfaat,aamiiin  (TAMAT )

Post a Comment

Previous Post Next Post